Tugas I
Nama : Rahmat Hidayat
Stanbuk : 105 81 2438 15
Mata Kuliah : Ilmu Tanah Tanaman
Kelas : IV C
Defenisi Tanah Menurut Para Ahli
Menurut
ahli geologi abad XIX
Mendefenisikan
tanah sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah
mengalami serangkain pelapukan oleh
gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolith yaitu lapisan partikel-partikel
halus yang disusun oleh pigmen batuan dan mineral hasil dari proses pelapukan.
Meurut
ahli geomofologi (THOMBURY)
Tanah
adalah bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan sejajar dengan
permukaan bumi, sebagai modifikasi oleh proses-proses fisika, kimiawi, maupun
biologis yang bekerja di bawah kondisi bermacam-macam yang bekerja selama
periode tertentu.
Menurut
ahli fisika bumi (AD. THAER 1906 )
Tanah
adalah bahan-bahan yang ramah dan lepas-lepas yang merupakan akumulasi berbagai
bahan terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Ca, Al, Mg dan unsure-unsur
lainnya.
Menurut
pandangan ilmu teknik sipil merupakan himpunan mineral, bahan organikdan
endapan-endapan yang relative lepas ( loose
) yang terletak diatas batu dasar (bedrock)
( hardiyatmo, 1992 )
Tugas
: II
Faktor-Faktor
Pembentuk Tanah Sebagai Berikut:
1.
Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan
tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan.
a.
Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan
induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat
sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
b.
Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi
dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan
tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
2.
Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses
pembentukan tanah dalam hal:
a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik
maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang
dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan
kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur
larut oleh air.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan
menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk
di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan
bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah
sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan
Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat
membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput
membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang
berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada
tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan
memberi unsurunsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah,
akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi
daripada tanah di bawah pohon jati.
3.
Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku,
batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan
hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi
tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian
memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan
induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir
berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan
mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan
vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan
membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat
menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah
yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan
kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
4.
Topografi/Relief
Keadaan
relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a.
Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit
lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar
lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b.
Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang
menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5.
Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah,
akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah
akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur
hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar
lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus
berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda,
tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih
tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih
tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial,
regosol dan litosol.
Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah
muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison
B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.
Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut
sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada
horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2,
B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan
latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah
berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik
memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000
tahun untuk membentuk tanah dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
http://sci-geoteknik.blogspot.co.id/2013/03/definisi-tanah-geoteknik-teknik-sipil.htmlhttps://ayusetyowati.wordpress.com/2009/11/28/pedosfer-faktor-faktor-pembentuk-tanah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.
MOHON KRITIK DAN SARANNYA !