BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air sangat penting bagi seluruh kehidupan di
muka bumi. 70% komponen yang ada di permukaan bumi terdiri dari air. Kesuburan
tanah sangat berpengaruh besar dan sangat penting peranannya bagi dunia
pertanian, banyak faktor yang dapat menunjang tanah agar menjadi subur salah
satunya adalah siklus hidrologi.
Siklus hidrologi berasal dari 2 kata yaitu
siklus dan hidrologi. Siklus merupakan suatu proses atau kejadian – kejadian
yang secara garis besar terus berulang, sedangkan hidrologi merupakan suatu
ilmu yang mengkaji distribusi dan pergerakkan air di permukaan bumi dan
atmosfernya.
Siklus hidrologi terjadi secara berulang dan
terus – menerus melalui berbagai proses fisika seperti, evaporasi, kondensasi,
presipitasi, transpirasi, perkolasi, dan perembesan serta aliran sungai. Asal –
usul munculnya air di permukaan bumi pun masih belum bisa dipastikan namun
berbagai teori telah dikemukakan.
1.
2.
Tujuan
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari segala
macam hal yang berhubungan dengan air baik itu di permukaan bumi, di dalam
tanah, maupun di atmosfer bumi. Dengan mempelajari hidrologi diharapkan kita
bisa bagaimana cara menjaga lingkungan hidup terutama lingkungan perairan untuk
kelangsungan makhluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
Hidrologi adalah bidang pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian serta
penyebab air alamiah di bumi. Faktor hidrologi yang berpengaruh pada wilayah
hulu adalah curah hujan (presipitasi). Curah hujan pada suatu daerah merupakan salah
satu faktor yang menentukan besarnya debit banjir yang terjadi pada daerah yang
menerimanya (Soemarto,1999). Analisis hidrologi dilakukan guna mendapatkan
karakteristik hidrologi dan meteorologi Daerah Aliran Sungai.
2.
1.
Curah Hujan
Curah hujan adalah sebuah presipitasi berwujud
cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit.
Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di
atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah
proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk
jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan
dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara
atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi
namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara.
Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan
awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk
(butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
2.
2.
Penentuan Luas DAS ( Daerah Aliran Sungai )
Yang dimaksud dengan
Daerah Aliran Sungai adalah semua bagian aliran air di sekitar sungai yang
mengalir menuju alur sungai, aliran air tersebut tidak hanya berupa air
permukaan yang mengalir di dalam alur sungai, tetapi termasuk juga aliran air
dipunggung bukit yang mengalir menuju alur sungai sehingga daerah tersebut
dinamakan daerah aliran sungai (Soemarto, 1999).
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.
1. Pengertian
Hidrologi
Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani:
Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia, “ilmu air”) adalah cabang ilmu Geografi yang
mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk
siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi
disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta
teknik sipil dan teknik lingkungan.
Kajian ilmu hidrologi meliputi
hidrometeorologi(air yang berada di udara dan berwujud gas), potamologi(aliran
permukaan), limnologi (air permukaan yang relatif tenang seperti danau; waduk)
geohidrologi(air tanah), dan kriologi(air yang berwujud padat seperti es dan
salju) dan kualitas air. Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih
lanjut bagi teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan.
Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah
hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap
bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
3.
2. Cabang
– cabang Hidrologi
1.Hidrometeorologi.
2.Potamologi.
3.Geohidrologi.
4.Limnologi.
5.Oceanologi.
6.Kriologi.
7.Hidrometri.
8.Siklus, Distribusi.
9.Water Quanlity/ kuantitas air.
10.Geohidrologi
3. Penjelasan Dari Cabang – Cabang Hidrolog
§ Hidrometeorologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara unsur-unsur meteorologi dengan siklus hidrologi.
Hidrometeorologi dikaitkan dengan bencana hidrometeorologi, yaitu banjir,
kekeringan, tanah longsor, puting beliung, hingga gelombang pasang.
§ Potamologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang air yang terdapat di atas permukaan tanah dan merupakan air
yang mengalir. Potamologi umumnya berfokus mengenai erosi fluvial,
transportasi, dan sedimentasi, dinamika fluvial dan metamorfosis sungai atau
perubahan melalui waktu.
§ Geohidrologi (groundwater hydrology) adalah
ilmu yang mempelajari terdapatnya, distribusinya dan gerakan air didalam tanah.
Air hujan yang turun ke permukaan tanah/bumi, sebagian akan meresap ke dalam
tanah dan akan menjadi air tanah. Keterdapatan air tanah dibawah permukaan bumi
sekarang ini, disamping air yang berasal dari peresapan langsung dari permukaan
(’air asal luar’), juga air tanah yang memang sudah tersimpan sejak lama di
dalam bumi sendiri (’air asal dalam’). Air tanah yang berasal dari peresapan
air dari permukaan disebut ’Air Meteorik’ yang merupakan air yang paling banyak
terdapat dalam bumi. Sedangkan air yang sejak lama sudah tersimpan di dalam
bumi dapat berasal dari yang tersisa atau terbentuk pada saat kristalisasi
magma yangg disebut ’Air Juvenil’, juga air tanah dapat berasal dari jebakan
air yang terendap dan tersimpan bersama-sama pembentukan batuan sedimen yang disebut
’Air Connate’.
§ Limnologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang air yang terdapat pada suatu depresi yang tergenang pada
suatu cekungan atau danau. Limnologi merupakan padanan bagi biologi perairan
darat, terutama perairan tawar. Lingkup kajiannya kadang – kadang mencakup juga
perairan payau (estuaria). Limnologi mengkaji keseluruhan mengenai kehidupan di
perairan darat, sehingga digolongkan sebagai bagian dari ekologi. Dalam bidang
perikanan, limnologi dipelajari sebagai dasar bagi budidaya perairan
(akuakultur) darat.
§ Oceanologi adalah ilmu yang mempelajari air
dilaut. Hal yang dipelajari pada oceanologi yaitu: morfologi,topografi,biologi
laut dan lautan
§ Hidrometri adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana cara pengukuran air, baik dipermukaan, dalam tanah, maupun di
atmosfer.Hidrometri merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data mengenai sungai,
baik yang menyangkut tentang ketinggian muka air maupun debit sungai serta
sedimentasi atau unsur aliran lain. Informasi yang terukur mencakup perubahan
variasi waktu dan ruang.
§ Siklus, Distribusi adalah Siklus air yang
tidak pernah berhenti dari atmosfer bumi kembali ke atmosfer melalui
kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi
§ Water Quanlity/ kuantitas air adalah air di
muka bumi yang secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya. Tempat terbesar adalah di laut. Komposisi sebagian besar yang ada di
bumi adalah air asin (95,96%), sedangkan sisanya adalah air tawar (4,40%). Hal
yang menyebabkan jumlah air yang ada di bumi selalu tetap, dikarenakan adanya
siklus hidrologi
§ Geohidrologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang terdapatnya gerakan air di bawah permukaan tanah.
Keterdapatan air tanah dibawah permukaan bumi sekarang ini, disamping air yang
berasal dari peresapan langsung dari permukaan (’air asal luar’), juga air
tanah yang memang sudah tersimpan sejak lama di dalam bumi sendiri (’air asal
dalam’). Air tanah yang berasal dari peresapan air dari permukaan disebut ’Air
Meteorik’ yang merupakan air yang paling banyak terdapat dalam bumi. Sedangkan
air yang sejak lama sudah tersimpan di dalam bumi dapat berasal dari yang
tersisa atau terbentuk pada saat kristalisasi magma yangg disebut ’Air
Juvenil’, juga air tanah dapat berasal dari jebakan air yang terendap dan
tersimpan bersama-sama pembentukan batuan sedimen yang disebut ’Air Connate’.
3.
4. Asal
usul air dibumi
Air meliputi sekitar 70% permukaan Bumi.
Asal usul air di Bumi, atau alasan mengapa ada
lebih banyak air di Bumi daripada
di planet lain di Tata Surya, masih belum
dipastikan. Ada beberapa teori yang telah diajukan untuk menjelaskan bagaimana
samudra di Bumi terbentuk sebagai berikut:
1.
Pendinginan
Bumi purba hingga ke titik
ketika komponen volatil yang terlepas ke atmosfer mencapai tekanan tertentu
yang memungkinkan penstabilan dan pemertahanan air.
2.
Komet, objek trans-Neptunus, atau meteorit (protoplanet) yang kaya akan air
menubruk Bumi. Pengukuran rasio isotophidrogendeuterium dan protium menunjukkan
peran asteroid karena kemiripannya
dengan persentase ketidakmurnian dalam kondrityang kaya akan karbon
di samudra Bumi, sementara pengukuran terhadap konsentrasi isotop di komet dan
objek trans-Neptunus tidak terlalu mirip dengan yang di Bumi.
3.
Secara biokimia melalui mineralisasi dan fotosintesis.Mineralisasi adalah
suatu proses pengendapan mineral bijih (metal) dari media yang membawanya
akibat perubahan lingkungan kimia dan fisik sekitarnya.
5.
Fotolisis: radiasi dapat
mengurai ikatan kimia di permukaan. Fotolisis merupakan proses reaksi kimia
yaitu berupa pelisisan senyawa kimia dengan bantuan sinar atau foton. Terdapat
berbagai proses reaksi kimia yang melibatkan fotolisis seperti: Fotosintesis.
Pada proses fotosintesis, cahaya akan diserap melalui klorofil
Air di muka bumi bukan terjadi secara instan,
melainkan memerlukan proses yang cukup lama. Karena banyak ilmuan yang yakin
bahwa bumi pada awalnya adalah tandus dan kering. Sekitar 4,1 miliar tahun
hingga 3,8 milyar tahun yang lalu, merupakan periode di mana bumi dihujani
komet, asteroid, dan protoplanet. Komet dan asteroid yang tertutup lapisan es
diperkirakan telah membawa air ke bumi yang kemudian menjadi lautan dan
samudra. Komet dan asteroid tersebut ketika menabrak bumi itu ternyata pecah
saat memasuki lapisan atmosfer bumi dan kemudian menjadi partikel-partiklel uap
air yang megambang di udara (awan), kemudian turun sebagai hujan. Proses ini
berlangsung lebih dari 3,8 milyar tahun yang lalu.
Menurut perkiraan ilmuwan, terbentuknya air di
bumi terjadi sekitar 2 miliar tahun lalu ketika bumi mulai mengalami proses
pendinginan. Sebelumnya bumi berbentuk gas yang kemudian memadat menjadi bentuk
cair lalu mulai mengeras dan mendingin. Proses pendinginan secara bertahap
telah menyelimuti bumi dengan lapisan awan yang padat, yang mengandung sebagian
besar air di planet ini. Untuk jangka waktu yang lama, permukaan bumi masih
sangat panas sehingga tetesan air yang jatuh akan segera kembali menjadi uap
air. Hal ini membuat tingkat kepadatan awan semakin tinggi sehingga tidak ada
sinar matahari yang mampu menembus sampai permukaan bumi. Segera setelah bumi
mendingin, hujan mulai turun. Hujan ini adalah hujan yang pertama dan terjadi
secara terus-menerus dari siang ke malam, hari ke bulan, bulan ke tahun dan
tahun ke abad. Air ini kemudian mengisi basin dan tempat-tempat yang rendah di
permukaan bumi hingga akhirnya menjadi lautan.
3.
5.
Siklus Hidrologi
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasiair yang tidak
pernah berhenti dari atmosferke bumi dan kembali
ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dantranspirasi.Siklus hidrologi
diberi batasan sebagai suksesi tahapan-tahapan yang dilalui air dari atmosfer ke
bumi dan kembali lagi ke atmosfer : evaporasi dari tanah atau laut maupun air
pedalaman, kondensasi untuk membentuk awan, presipitasi, akumulasi di dalam
tanah maupun dalam tubuh air, dan evaporasi-kembali.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,
hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
ataukabut.Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi
oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
§ Evaporasi / transpirasi – Air yang ada di
laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan
menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik
air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
§ Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
§ Air Permukaan – Air bergerak di atas permukaan
tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit
pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah
dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama
lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar
daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang
tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul
dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di
daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk
sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan
relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi
di laut.
Presipitasi dalam segala bentuk (salju, hujan
batu es, hujan, dan lain-lain), jatuh ke atas vegetasi, batuan gundul,
permukaan tanah, permukaan air dan saluran-saluran sungai (presipitasi
saluran). Air yang jatuh pada vegetasi mungkin diintersepsi (yang kemudian
berevaporasi dan/atau mencapai permukaan tanah dengan menetes saja maupun
sebagai aliran batang) selama suatu waktu atau secara langsung jatuh pada tanah
(through fall = air tembus) khususnya pada kasus hujan dengan intensitas yang
tinggi dan lama. Sebagian presipitasi berevaporasi selama perjalanannya dari
atmosfer dan sebagian pada permukaan tanah. Sebagian dari presipitasi yang
membasahi permukaan tanah berinfiltrasi ke dalam tanah dan bergerak menurun
sebagai perkolasi ke dalam mintakat (zone) jenuh di bawah muka air tanah. Air
ini secara perlahan berpindah melalui akifer ke saluran-saluran sungai.
Beberapa air yang berinfiltrasi bergerak menuju dasar sungai tanpa mencapai muka
air tanah sebagai aliran bawah permukaan. Air yang berinfiltrasi juga
memberikan kehidupan pada vegetasi sebagai lengas tanah. Beberapa dari lengas
ini diambil oleh vegetasi dan transpirasi berlangsung dari stomata daun.
Setelah bagian presipitasi yang pertama yang
membasahi permukaan tanah dan berinfiltrasi, suatu selaput air yang tipis
dibentuk pada permukaan tanah yang disebut dengan detensi permukaan (lapis
air). Selanjutnya, detensi permukaan menjadi lebih tebal (lebih dalam) dan
aliran air mulai dalam bentuk laminer. Dengan bertambahnya kecepatan aliran,
aliran air menjadi turbulen (deras). Air yang mengalir ini disebut limpasan
permukaan. Selama perjalanannya menuju dasar sungai, bagian dari limpasan
permukaan disimpan pada depresi permukaan dan disebut cadangan depresi.
Akhirnya, limpasan permukaan mencapai saluran sungai dan menambah debit sungai.
Air pada sungai mungkin berevaporasi secara
langsung ke atmosfer atau mengalir kembali ke dalam laut dan selanjutnya
berevaporasi. Kemudian, air ini nampak kembali pada permukaan bumi sebagai
presipitasi. Tangkapan daerah aliran sungai terhadap presipitasi merupakan
keluaran dari saling-tindak semua proses ini. Limpasan nampak pada sistem yang
sangat kompleks setelah pelintasan presipitasi melalui beberapa langkah
penyimpanan dan transfer. Kompleksitas ini meningkat dengan keragaman areal
vegetasi, formasi-formasi geologi, kondisi tanah dan di samping ini juga
keragaman-keragaman areal waktu dari faktor-faktor iklim.
3.
6.
Macam – Macam Siklus Hidrologi
Secara umum siklus hidrologi dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu:
1.
Siklus
pendek
Air laut menguap dimana penguapan terjadi
dipermukaan laut, terjadi kondensasi, kemudian menjadi butir-butir air yang
membentuk awan dan akhirnya terjadi hujan yang jatuh ke lautdan akan kembali
berulang.
2.
Siklus
sedang
Penguapan terjadi dipermukaan laut, kemudian
terjadi proses kondensasi uap air di atmosfer yang selanjutnya dibawa angin,
kemudian terbentuk awan diatas daratan, terjadi hujan didaratan, selanjutnya air
hujan meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau
saluran-saluran air.
3.
Siklus
panjang
Penguapan terjadi dipermukaan laut, terjadi
kandensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan hingga ke
pegunungan tinggi, kemudian jatuh sebagai saljuBongkah-bongkah es mengendap di
puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah,
mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.
BAB IV
KESIMPULAN
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari
segala macam seluk – beluk tentang air serta siklusnya yang terjadi di udara
dan di permukaan bumi. Hidrologi memiliki berbagai cabang – cabang yang masing
– masing mempunyai pengertian dan proses kerja yang berbeda namun tetap
berhubungan dengan air. Cabang – cabang tersebut seperti: hidrometeorologi,
potamologi, geohidrologi, limnologi, oceanologi, kriologi, hidrometri, siklus
distribusi, kuantitas air dan Geohidrologi.
Selain itu, air juga memiliki sejarahnya di
bumi dan keikutsertaannya dalam membentuk laut dan samudera. Beberapa teori
telah di ajukan sepertiyang pertama adanya peristiwa pendinginan permukaan bumi
pada zaman purba hingga pada titik dimana komponen-komponen volatile yang
dilepaskan dalam bentuk gas yang tertahan di atmosfer. Kedua adalah adanya
kemungkinan objek – objek trans – neptunus yang menabrak bumi seperti peristiwa
komet dan asteroid. Yang ketiga adanya proses biokimiawi melalui mineralisasi
dan fotosintesis. Dan yang keempat yaitu adanya proses bocornya bebatuan bumi
yang memiliki kandungan hydro-mineral.
Kemudian dengan adanya energi dari matahari
maka terbentuklah suatu proses atau siklus air (siklus hidrologi) yang terjadi
secara kontinu. Siklus hidrologi mempunyai berbagai macam tipe. Ada yang berupa
siklus pendek, sedang dan panjang namun secara hakiki ketiganya memiliki sistem
kerja yang sama.