Cari Blog Ini

Sabtu, 01 Oktober 2016

makalah kalimat




KALIMAT
OLEH
NAMA                                   :    RAHMAT HIDAYAT
NOMOR STAMBUK          :    ( 10581 2438 15 )

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI STRATA 1 SIPIL PENGAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015/2016

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb .
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya sehingga, Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul materi “ Kalimat “. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia ini beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Suhena S.Pd, M.Pd. selaku dosen mata kuliah bahasa indonesia yang telah memberikan dan mentrasferkan ilmunya kepada penulis dan teman-teman. Penulis  menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun, demikian kami berharap semoga isi tugas ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya. Selain itu juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca demi terwujudnya kesempurnaan tugas ini.

Wassalamualaikum Wr, Wb .

                                                               Makassar,  November  2015


   Penulis








DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL  .......................................................... i
KATA PENGANTAR  ........................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN  ...................................................... 1
A.          Latar Belakang ....................................................... 1
B.          Rumusan Masalah .................................................. 2
C.          Tujuan Penulisan .................................................... 2
D.          Manfaat Penulisan .................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................ 3
A.          Pengertian Dan Fungsi Kalimat ............................. 3
B.          Unsur - Unsur Kalimat............................................ 4
C.          Pola Dasar Kalimat ................................................. 5
D.          Pengertian Kalimat Efektif ..................................... 9
E.          Contoh Kaliamat Efektif ........................................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................ 12
A.          Kesimpulan ............................................................. 12
B.          Kritik dan Saran ..................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 13








BAB I
PENDAHULUAN

A.               Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.
Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang  didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
Kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh pendengar/pembaca atau biasa disebut dengan kalimat efektif. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Ketika membaca kerap kali kita menemukan beberapa kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh kalimat yang tidak logis, kacau ataupun bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca akan kesulitan dalam memahami maksud kalimat yang disampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.





B.               Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.                  Apa pengertian  dan fungsi kalimat?
2.                  Apa sajakah unsur-unsur kalimat?
3.                  Bagaimana penggunaan pola dasar kalimat?
4.                  Apa pengertian kalimat efektif?
5.                  Bagaimana contoh kalimat efektif?

C.               Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.                  Mengetahui arti dan fungsi kalimat.
2.                  Mengetahui apa sajakah unsur-unsur kalimat.
3.                  Mengetahui bagaimana penggunaan pola dasar kalimat.
4.                  Mengetahui pengertian kalimat efektif.
5.                  Mengetahui bagaimana contoh kalimat efektif.
6.                  Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
7.                  Memenuhi tugas bahasa Indonesia.

D.               Manfaat Penulisan
Adpun manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.                  Mahasiswa dapat memahami penulisan kalimat yang baik dan benar.
2.                  Ketepatan dalam penulisan kalimat dengan baik.
3.                  Menambah wawasan bagi para pembaca tentang kalimat yang baik.
4.                  Menjadikan para pembaca dapat menulis kalimat yang efektif.








BAB II
PEMBAHASAN

A.               Pengertian dan Fungsi kallimat
1.                  Pengertian Kalimat
Kalimat oleh beberapa pakar didefenisikan atas berbagai pengertian, antara lain:
a.                   Sultan Takdir Alisyabana menjelaskan bahwa kalimat adalah kumpulan kata-kata yang terkecil yang mengandung pikiran lengkap.
b.                  Gorys Kerap mengemukakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dandan diikuti oleh kesenyapan. Sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.
c.                   Fachruddin A.E mendefenisikan bahwa kalimat adalah kelompok kata yang mempunyai arti tertentu, terdiri atas subjek dan predikat yang tidak tergantung pada suatu kontruksi gramatikal yang lebih besar.
Berdasarkan pengertian di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan dibangun oleh kontruksi fungsional dan tidak tergantung pada kontruksi gramatikal yang lebih besar atau Kalimat adalah satuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan secara lengkap. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf  latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; Dari segi liuistik kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.







2.                  Fungsi Kalimat

1.                  Membentuk kata-kata yang mengandung pikiran lengkap.
2.                  Penyampaian pikiran dapat efektif jika kalimat dan wadahnya menjadi efektif.
3.                  Menyampaikan pikiran secara jelas sehingga mencapai sasarannya.
4.                  Kalimat yang terpadu menjadi sarana pengembangan pikiran-pikiran yang efektif dan jelas maknanya.
5.                  Menyelaraskan isi pikiran penulis dengan struktur kalimat yang benar sesuai kaidah bahasa Indonesia.

B.               Unsur-Unsur Kalimat
1)                Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsurpredikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Contoh : Paijo adalah seorang guru
Contoh : Buku itu dibeli oleh Tukimin

2)                   Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek
Contoh: Gadis itu cantik.
Contoh: buku itu sepuluh ribu rupiah.
Contoh: Justin Bieber adalah penyanyi favoritku

3)                  Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber atau ter) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Contoh: Sinta memberikan Jojo komputer baru.
Contoh: Keju itu dimakan tikus.
4)                  Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif.Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif,bukan pelengkap.
Contoh: Dia  mengirimi saya buku baru.
Contoh:  Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Contoh : Sherina bermain piano.
Contoh: Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
5)                  Keterangan (K)
keterangan. merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya,jika, dan sehingga.
C.               Pola Dasar Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.



1)                  Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Contoh: Mereka / sedang berenang.
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :  Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
              S           P         O         Pel.           
2)                   Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya : Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
                  S                      P                            O
3)                  Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya:    Anaknya / beternak / ayam.
                          S               P           Pel.
4)                   Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:    Dia / mengirimi / saya / surat.
                  S            P            O        Pel.



5)                  Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan, karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:  Mereka / berasal / dari Surabaya.
                       S             P                  K
6)                  Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:   Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
                      S                P                  O                    K
7)                  Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :   Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
                 S            P             Pel.              K
8)                  Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :  Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
                S           P               O          Pel.           K




Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa  jenis, yaitu:
1)                  Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

2)                   Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3  jenis, yaitu:
1.                  Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari kalimat tunggal yang digabungkan dan masing-masing kalimat masih dapat berdiri sendiri sehingga pola kalimatnya tetap sederajat.
Contoh:- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
2.                  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Contoh:- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu,
3.                  Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.Contoh:- Karena  hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.


4.                  Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:- Mereka akan berangkat besok pagi.
5.                  Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Contoh:Piring dicuci Eni.
D.               Penegertian Kalimat Efektif
 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara sehingga mampu menyampaikan pikran secara jelas kepada pembaca sehingga mencapai sasarannya. Sedangkan rasional kalimat efektif adalah kalimat yang harus mencakup syarat kelengkapan unsur sebuah kalimat karena sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat harus memiliki paling tidak subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Dalam membentuk sebuah kalimat yang efektif harus menggunakan kata-kata yang dipilih dengan tepat agar kalimat menjadi jelas maknanya. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antar bagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.


E.               Contoh Kalimat Efektif
Adapun beberapa contoh kalimat efektif sesuai syaratnya:
1.                  Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:  Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)  Tidak terdapat subjek yang ganda.
2.                   Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
 Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Kalimat di atas tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
3.                   Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
4.                  Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
5.                    Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
contoh:
 Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

6.                  Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki.
Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.










BAB III
  PENUTUP

A.               Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan. Kalimat memiliki unsur penyusun kalimat, yaitu Subjek,Predikat,objek,dan Predikat (SPOK).
 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara sehingga mampu menyampaikan pikran secara jelas kepada pembaca sehingga mencapai sasarannya. Syarat kalimat efektif yaitu kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecerdasan, dan kelogisan.

B.               Kritik Dan Saran
1.                 Kritik
Kesalahan yang banyak ditemukan dalam kalimat efektif baik tulisan maupun lisan seperti, ketidaklengkapan unsur kalimat, kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, kalimat ambigu, kalimat bermakna tidak logis, kalimat pemborosan kata, dan kalimat dengan struktur rancu, Sebuah kalimat dapat  dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
2.                  Saran
Sebaiknya kita memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradisi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Andi Sukri. 2014. ”bahasa Indonesia mata kuliah dasar umum”.   Makassar: Pustaka Lontara.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.
MOHON KRITIK DAN SARANNYA !

Makalah Aspalt Pavert

Kelompok                             : I Mata Kuliah                         : Pemindahan Tanah Mekanis Dosen Pembimbing           ...