KALIMAT
OLEH
NAMA : RAHMAT HIDAYAT
NOMOR STAMBUK : (
10581 2438 15 )
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI STRATA 1 SIPIL PENGAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb .
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan hidayahnya sehingga, Alhamdulillah makalah ini dapat
penulis selesaikan dengan judul materi “
Kalimat “. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada nabi
Muhammad SAW, yang telah berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia ini
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada ibu dosen Suhena S.Pd, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah bahasa indonesia yang telah memberikan dan
mentrasferkan ilmunya kepada penulis dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang
kami miliki. Namun, demikian kami berharap semoga isi tugas ini dapat
benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya.
Selain itu juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca demi
terwujudnya kesempurnaan tugas ini.
Wassalamualaikum Wr, Wb .
Makassar, November
2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL .......................................................... i
KATA
PENGANTAR ........................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................... 1
A.
Latar Belakang ....................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan .................................................... 2
D.
Manfaat Penulisan .................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................ 3
A.
Pengertian Dan Fungsi Kalimat ............................. 3
B.
Unsur - Unsur Kalimat............................................ 4
C.
Pola Dasar Kalimat ................................................. 5
D.
Pengertian Kalimat Efektif ..................................... 9
E.
Contoh Kaliamat Efektif ........................................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................ 12
A.
Kesimpulan ............................................................. 12
B.
Kritik dan Saran ..................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis,
kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata
itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah
rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu
dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke
dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.
Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan
kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar
kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
Kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah
kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh pendengar/pembaca atau biasa disebut
dengan kalimat efektif. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai.
Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan
eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan.
Ketika membaca kerap kali kita menemukan beberapa
kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini
bisa disebabkan oleh kalimat yang tidak logis, kacau ataupun bertele-tele.
Dengan adanya kenyataan itu, pembaca akan kesulitan dalam memahami maksud
kalimat yang disampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan
kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dan fungsi kalimat?
2.
Apa sajakah unsur-unsur kalimat?
3.
Bagaimana penggunaan pola dasar kalimat?
4.
Apa pengertian kalimat efektif?
5.
Bagaimana contoh kalimat efektif?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui arti dan fungsi kalimat.
2.
Mengetahui apa sajakah unsur-unsur
kalimat.
3.
Mengetahui bagaimana penggunaan pola
dasar kalimat.
4.
Mengetahui pengertian kalimat efektif.
5.
Mengetahui bagaimana contoh kalimat
efektif.
6.
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
7.
Memenuhi tugas bahasa Indonesia.
D.
Manfaat Penulisan
Adpun
manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mahasiswa dapat memahami penulisan
kalimat yang baik dan benar.
2.
Ketepatan dalam penulisan kalimat dengan
baik.
3.
Menambah wawasan bagi para pembaca
tentang kalimat yang baik.
4.
Menjadikan para pembaca dapat menulis
kalimat yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Fungsi kallimat
1.
Pengertian
Kalimat
Kalimat oleh beberapa pakar didefenisikan atas
berbagai pengertian, antara lain:
a.
Sultan Takdir
Alisyabana menjelaskan bahwa kalimat adalah kumpulan kata-kata yang terkecil
yang mengandung pikiran lengkap.
b.
Gorys Kerap
mengemukakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dandan diikuti
oleh kesenyapan. Sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah
lengkap.
c.
Fachruddin A.E
mendefenisikan bahwa kalimat adalah kelompok kata yang mempunyai arti tertentu,
terdiri atas subjek dan predikat yang tidak tergantung pada suatu kontruksi
gramatikal yang lebih besar.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa kalimat adalah
kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan dibangun oleh kontruksi
fungsional dan tidak tergantung pada kontruksi gramatikal yang lebih besar atau
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan secara lengkap. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda titik.
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan
suatu konsep pikiran dan perasaan; Dari segi liuistik kalimat adalah satuan
bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan
secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
2.
Fungsi
Kalimat
1.
Membentuk
kata-kata yang mengandung pikiran lengkap.
2.
Penyampaian
pikiran dapat efektif jika kalimat dan wadahnya menjadi efektif.
3.
Menyampaikan
pikiran secara jelas sehingga mencapai sasarannya.
4.
Kalimat yang
terpadu menjadi sarana pengembangan pikiran-pikiran yang efektif dan jelas
maknanya.
5.
Menyelaraskan
isi pikiran penulis dengan struktur kalimat yang benar sesuai kaidah bahasa
Indonesia.
B.
Unsur-Unsur Kalimat
1)
Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok
yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsurpredikat. Dengan mengetahui
ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat
terpelihara strukturnya.
Contoh : Paijo adalah seorang guru
Contoh : Buku itu dibeli oleh Tukimin
2)
Predikat (P)
Predikat juga merupakan
unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan
subjek
Contoh: Gadis itu cantik.
Contoh: buku itu sepuluh ribu rupiah.
Contoh: Justin Bieber adalah penyanyi
favoritku
3)
Objek (O)
Objek yaitu keterangan
predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat
wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya
mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa
verba intransitif (kebanyakan berawalan ber atau ter) tidak memerlukan objek,
sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Contoh: Sinta memberikan Jojo komputer baru.
Contoh: Keju itu dimakan tikus.
4)
Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur
kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat
kalimat.
Perbedaannya terletak
pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif.Jika
terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif,bukan pelengkap.
Contoh: Dia mengirimi saya buku baru.
Contoh: Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Contoh : Sherina bermain piano.
Contoh: Malam ini, Suju
akan kembali ke Korea.
5)
Keterangan (K)
keterangan. merupakan
unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang
dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu,
cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke,
dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang
berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena,
meskipun, supaya,jika, dan sehingga.
C.
Pola Dasar Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat
dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan
perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola
kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar
tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan
pada kaidah yang berlaku.Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam
struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan
unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek,
predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam
delapan tipe sebagai berikut.
1)
Kalimat
Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek dan predikat. kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata
kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Contoh: Mereka / sedang berenang.
keterangan. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya : Dia / mengirimi /
ibunya / uang / setiap bulan.
S P
O
Pel.
2)
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya : Mereka / sedang menyusun
/ karangan ilmiah.
S
P
O
3)
Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya: Anaknya
/ beternak / ayam.
S
P
Pel.
4)
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal,dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S P
O
Pel.
5)
Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan, karena
diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Mereka
/ berasal / dari Surabaya.
S P
K
6)
Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina
atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal,dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S
P
O
K
7)
Kalimat
Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S P
Pel.
K
8)
Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya : Dia /
mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S P
O
Pel.
K
Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1)
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat
yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu
predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat
yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana
dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar
yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
2)
Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas
dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun
subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
1.
Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari
kalimat tunggal yang digabungkan dan masing-masing kalimat masih dapat berdiri
sendiri sehingga pola kalimatnya tetap sederajat.
Contoh:- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
2.
Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk
bertingkat terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang
tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak
sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut
sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya
disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Contoh:- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para
hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu,
3.
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran
terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau
kebalikannya.Contoh:- Karena hari sudah
malam, kami berhenti dan langsung pulang.
4.
Kaliamat Aktif
Kalimat
aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat
ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-.
Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati
oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan
minum).
Contoh:-
Mereka akan berangkat besok pagi.
5.
Kalimat Pasif
Kalimat
pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti
oleh kata depan oleh.
Contoh:Piring
dicuci Eni.
D.
Penegertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara
sehingga mampu menyampaikan pikran secara jelas kepada pembaca sehingga
mencapai sasarannya. Sedangkan rasional kalimat efektif adalah kalimat yang
harus mencakup syarat kelengkapan unsur sebuah kalimat karena sangat menentukan
kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat harus memiliki paling
tidak subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan
Ejaan yang disempurnakan (EYD). Dalam membentuk sebuah kalimat yang efektif
harus menggunakan kata-kata yang dipilih dengan tepat agar kalimat menjadi
jelas maknanya. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan
pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si
pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai
kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan
antar bagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
E.
Contoh Kalimat Efektif
Adapun beberapa contoh kalimat
efektif sesuai syaratnya:
1.
Kesepadanan
Yang dimaksud dengan
kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa
yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini: Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini: Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar) Tidak terdapat subjek yang ganda.
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar) Tidak terdapat subjek yang ganda.
2.
Keparalelan
Yang
dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
Contoh:
Harga
minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Kalimat di atas tidak mempunyai kesejajaran karena
dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu
dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan
kedua bentuk itu.
3.
Ketegasan
Yang
dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat
itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara
untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
4.
Kehematan
Yang dimaksud dengan
kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di
sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan,
sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke
tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan
kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
5.
Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu
tidak menimbulkan tafsiran ganda.
contoh:
contoh:
Yang
diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata
yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah
menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
6.
Kelogisan
Yang
dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Karena
lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki.
Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.
Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir
yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun
asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau
tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan. Kalimat memiliki unsur
penyusun kalimat, yaitu Subjek,Predikat,objek,dan Predikat (SPOK).
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta
tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara sehingga mampu menyampaikan
pikran secara jelas kepada pembaca sehingga mencapai sasarannya. Syarat kalimat
efektif yaitu kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecerdasan, dan
kelogisan.
B.
Kritik Dan Saran
1.
Kritik
Kesalahan yang banyak ditemukan dalam
kalimat efektif baik tulisan maupun lisan seperti, ketidaklengkapan unsur
kalimat, kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, kalimat ambigu, kalimat bermakna
tidak logis, kalimat pemborosan kata, dan kalimat dengan struktur rancu, Sebuah
kalimat dapat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis.
2.
Saran
Sebaiknya kita memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia
yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar
mengajar teradisi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara
pendidik dengan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Andi Sukri. 2014. ”bahasa Indonesia mata kuliah dasar umum”.
Makassar: Pustaka Lontara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.
MOHON KRITIK DAN SARANNYA !