DIKSI
OLEH
Nama :
Rahmat Hidayat
Nomor Stambuk :
(10581 2438 15)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGARAM STUDI S1 SIPIL PENGAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya sehingga,
Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul materi “ Diksi “dengan baik. Tak lupa pula
kita kirimkan salam dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil
memperjuangkan agama islam yang mulia ini beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Penulis
juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Suhena S.Pd, M.Pd. selaku dosen mata kuliah bahasa indonesia yang
telah memberikan dan mentrasferkan ilmunya kepada penulis dan teman-teman. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusuna tugas
ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan
yang kami miliki. Namun, demikian kami berharap semoga isi tugas ini dapat
benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya. Selain
itu juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca demi
terwujudnya kesempurnaan tugas ini.
Fastabiqul Khairat
Makassar,
November 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUl .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A.
Later Belakang ..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah
................................................................................ 2
C.
Tujuan
Penulisan .................................................................................. 2
D.
Manfaat
Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 3
A.
Pengertian dan
Fungsi Diksi ................................................................ 3
B.
Contoh
Diksi ....................................................................................... 5
C.
Kosa Kata ............................................................................................. 8
D.
Pergeseran
Makna .............................................................................. 12
E.
Gaya Bahasa ....................................................................................... 17
BAB III
PENUTUP.......................................................................... 21
A.
Kesimpulan ......................................................................................... 21
B.
Kritik dan Saran ................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 23
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Memang
harus diakui, kecenderungan orang semakain mengesampingkan pentingnya
penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata
atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan
maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam
penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana.
Menulis
merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara
terus-menerus dan teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran,
maksud, gagasan, dan perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, keterampilan
menulis dan mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.
Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa
kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan
diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
Diksi
dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita
mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja
digunakan untuk menyatakan gagasan dan menceritakan suatu peristiwa tetapi
juga meliputi persoalan gaya bahasa dan ungkapan-ungkapan. Indonesia memiliki
bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan
bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter
berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana
komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas
adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dan fungsi diksi?
2.
Bagaaimana contoh diksi?
3.
Bagaimana penggunaan kosa kata dalam
diksi?
4.
Bagaimana pergeseran makna dalam diksi?
5.
Bagaimana penggunaan gaya bahasa dalam
diksi?
C.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui arti dan fungsi diksi.
2.
Mengetahui contoh – diksi.
3.
Mengetahui bagaimana penggunaan kos
kata dalam diksi.
4.
Mengetahui bagaimana pergeseran makana
dalam diksi.
5.
Mengetahui bagaimana penggunaan kata
dalam diksi.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata
yang baik dalam pengolahan kata.
2.
Menguasai berbagai macam kosa kata dan
mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas,
efektif dan mudah dimengerti.
3.
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam
menyampaikan suatu gagasan.
4.
Ketepatan kata, kalimat atau paragraph
menjadi efektif yang disampaikan dengan gaya bahasa yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Fungsi Diksi
1.
Pengertian Diksi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia diksi, diksi adalah
penggunaan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga memberikan
kesan, makna, dan efek sesuai harapan.
Diksi dalam artian yang pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis dan pembicara. Artian yang kedua
adalah enusiansi kata. seni bicara yang jelas sehingga dapat di pahami oleh
pendengar. Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk
memilih kata secara tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan
kepada penyimak atau pembaca baik secara lisan maupun tulisan. Diksi bukan hanya
berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau
menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan
dan sebagainya.
Diksi sangat menetukan gaya bahasa. Gaya bahasa ditentukan oleh
ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kata, kalimat, paragraph, atau wacana
menjadi efektif jika diungkapkan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya bahasa
mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat
keresmian atau realita. pemakaian diksi yang baik akan membantu pembicara dan
pendengar menyelesaikan masalah, begitupun sebaliknya. Gagasan atau ide akan
sulit berterima jika diksi yang digunakan salah sasaran atau tidak sesuai
kontek pembicaraan dan pendengar.
Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda
baca pula yang tepat dapat menimbulkan nada kebahasaan, yaitu sugesti yang
terekspresi melalui rangkaian kata yang disertai penekanan mampu menghasilkan
daya persuasi yang tinggi.
Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang
artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih
kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti
sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan
dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya.
2.
Fungsi Diksi
1.
Melambangkan gagasan
yang diekspresikan secara verbal.
2.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
3.
Menciptakan komunikasi yang baik
dan benar.
4.
Mencegah perbedaan penafsiran.
5.
Mencagah salah pemahaman.
6.
Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
7.
Mewujudkan komunikasi yang berterima.
8.
Membentuk wujud ungkapan gagasan yang
tepat sehingga menyenangkan penyimak atau pembaca.
9.
Menciptakan atmosfir yang kondusif, dan
10.
Memudahkan pembaca atau pendengar dalam
memahami arti kata, makna kalimat dan gagasan yang ingin disampaikan.
B.
Contoh Diksi
Adapun
contoh diksi:
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari
efek pemanasan ini, karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari
daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Daerah hangat akan
menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para
ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada
atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang
lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa
luar, di mana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah
hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat
Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1
persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering.
Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Contoh diksi :
1.
Sejak
dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat.
2.
Dia
adalah wanita cantik (denotatif).
3.
Dia
adalah wanita manis (konotatif).
4.
APBN
RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit).
5.
Tikus
itu mati dimakan kucing (leksikal).
6.
Ketika
balok itu ditarik,papan itu terangkat ke atas (gramatikal).
7.
“Tutup
mulut kalian!”bentaknya kepada kami bandingkan “mohon diam sebentar!” katanya
kepada anak itu (efektif).
8.
Ijang
itu berlari cepat saat dikejar harimau (kolokatif).
9.
Argumentasi
rini sangat baik terhadap anak akademis itu (ilmiah).
10.
Sesuai
dengan aturan berlaku maka ia harus dihukum (idiomatik).
11.
Rini
memakai pakaian yang rapi (umum).
12.
Fadila
menyukai burung kakak tua (khusus).
Diksi Salah
|
Perbaikan
|
Alasan/Analisis
|
Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat.
|
Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya dan mencari daerah baru karena habitat lamanya
menjadi terlalu hangat.
|
Tanda
koma pada kalimat tersebut lebih baik diubah dengan kata penghubung ‘dan’.
|
Para
ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
|
Para ilmuan belum begitu
yakin apakah kelembaban tersebut akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
|
Sebaiknya penggunaan kata ‘malah’ dihapuskan, karena pemborosan
kata
|
Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
|
Hal ini disebabkan oleh uap air yang merupakan gas rumah kaca,
sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
|
Sebaiknya digantikan
dengan kata ‘disebabkan oleh’.
Dan sebelum kata ‘merupakan’perlu
ditambah kata ‘yang’ sebagai
penjelas.
|
sehingga akan memantulkan
cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan
proses pemanasan (lihat siklus air).
|
sehingga akan memantulkan
cahaya matahari kembali ke angkasa luar, hal ini akan menurunkan proses pemanasan
(lihat siklus air).
|
Kata ‘di mana’ merupakan pemborosan kata dan kata tersebut tidak dapat
dipakai dalam kalimat pernyataan.
|
Kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,sekitar
1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
|
Kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara
merata,sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
|
Kata ‘rata-rata’ menunjukkan suatu hasil perhitungan. Sehingga kata ‘rata-rata’ perlu diubah menjadi ‘merata’
|
(Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam
seratus tahun terakhir ini).
|
(Curah hujan di dunia telah
meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini).
|
Kata ‘di seluruh dunia’
sebaiknya di singkat menjadi ‘di dunia’
karena bagaimana pun juga dunia hanya ada satu.
|
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya,
tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada,
sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah
hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi
kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian
gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita
jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir
alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. para ilmuan telah
membuat beberapa prakiraan mengenai
dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai,
pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Diksi
Salah
|
Perbaikan
|
Alasan/Analisis
|
Orang mungkin beranggapan
bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya
|
Orang mungkin beranggapan
bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan daripada sebelumnya
|
Kata ‘dari’ perlu diubah menjadi ‘daripada’
karena dalam kalimat tersebut menunjukkan suatu perbandingan.
|
para ilmuan telah membuat
beberapa prakiraan
mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca,
|
para ilmuan telah membuat
beberapa perkiraan mengenai
dampak pemanasan global terhadap cuaca,
|
Kata prakiraan merupakan kata tidak baku. Sedangkan kata perkiraan merupakan kata bak.
|
C.
Kosa Kata
Menggunakan Kosakata Yang
Baik dan Benar
Dalam
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih
dan menggunakan kosakata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa
baku dan ragam
bahasa tidak baku,
baik tulis maupun lisan. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam
bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa bukan didapat secara warisan atau turunan melainkan diperoleh melalu proses belajar, baik melalui latihan maupun
pengalaman. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi
pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang dimiliki, semakin terampil pula
dalam berbahasa. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
kosakata yang baik dan benar adalah sebagai berikut :
1.
Kata-kata yang memiliki persamaan
dibeberapa bagian.
1)
Sinonim adalah Kata yang memiliki persamaan
arti.
Contoh:
Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2)
Antonim adalah Lawan kata.
Contoh:
Kata bagus berantonim dengan kata buruk, kata besar.berantonim dengan kata
kecil.
3)
Homonim adalah Kata yang memiliki persamaan bentuk beda
arti.
Contoh:
buku (tulang) dan buku (kitab).
4)
Homofon = Kata yang memiliki persamaan bunyi beda arti.
Contoh:
bank dan bang.
5)
Hiponim adalah Kata turunan dari kata
lainnya.
Contoh:
melati hiponim dari bunga
6)
Hipernim adalah Kata turunan yang
merupakan bagian dari kata lainnya.
Contoh:
bunga hipenim dari melati. Mawar dan dahlia.
7)
Homograf adalah kata yang memiliki
tulisan yang sam namun bunyi dan arti yang berbeda.
Contoh:
saya sudah sampai di serang.
Bagas diserang kawanan begal.
8)
Polisemi adalah kata yang menunjukkan
satuan bahasa yang dapat memiliki banyak makna.
Contoh:
anak asuh, anak durhaka, anak tangga, anak sholeh.
2.
Denotasi dan konotasi
1)
Kata bermakna Denotasi adalah
kata yang bersifat umum dan secara langsung.
Contoh
: Marini menanam bunga dihalaman rumahnya.
2)
Kata bermakna Konotasi adalah
kata yang bermakna kias (bukan sebenarnya) atau makna ungkapan.
Contoh:
Marini merupakan bunga desa dikampung halamannya.
3.
Abstrak dan
konkret
1)
Abstrak
adalah Kata yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan yang rumit.
Contoh:
Para mahasiswa mampu menyampaikan inspirasi lewat puisi, prosa, dan
kegiatan-kegiatan lain karena adanya kebebasan yang diberikan pihak
universitas.
2)
Konkret adalah Kata yang digunakan
untuk mengungkapkan hal yang nyata.
Contoh
: Keadaan kesehatan di lingkungan itu sangat memprihatinkan, hal ini terlihat
dari banyaknya anak yang menderita cacingan, kudisan, dan kuorsior.
4.
Umum dan khusus
1)
Kata
umum adalah Kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak
hal.
Contoh kata umum: binatang,
tumbuh.
2)
Kata khusus adalah Kata yang
sempit/ terbatas ruang lingkupnya.
Contoh
kata khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua,
sedan.
5.
Kata dalam
percakapan
1)
Jargon adalah Kata-kata teknik
yang dipakai oleh segolongan/ kelompok tertentu dalam berkomunikasi. Bentuknya
bisa seperti sandi, kode rahasia atau morse.
Contoh jargon: (situasi dan kondusi),
pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok (dokter), prof (professor).
2)
Slang
adalah Kata-kata yang biasa dipakai para remaja dalam berkomunikasi. Tercipta
karena para pemakai ingin berbeda dari orang kebanyakan.
Contoh slang: mana tahan, eh ketemu lagi, unyu.
6.
Perubahan kata
1)
Amelioratif : Makna kata
sekarang lebih baik dari makna kata asalnya.
Contoh
: Pramuniaga, Pramusaji, dll.
2)
Peyoratif
: makna sekarang lebih buruk dari makna asalnya.
Contoh
: Gerombolan, oknum, dll.
3)
Sinestesia
: Makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.
Contoh
: Panjang tangan, bermuka dua, dll.
4)
Asosiasi
: Makna kata yang timbul karena persamaan sifat.
Contoh
: Amplop = Sogokan.
7.
Kata Ilmiah dan
kata popular
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa
asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa
digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah,
pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.
Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata
populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari
pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada
tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan
artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.
Kata Baku
|
Tidak Baku
|
Apotek
Atlet
Bus
Cenderamata
Konkret
Sistem
Telepon
Pertanggung Jawaban
Utang
Pelanggan
Hakikat
|
Apotik
Atlit
Bis
Cinderamata
Konkrit-kongkrit
Sistim
Tilpon-telpon
Pertanggung jawaban
Hutang
Langganan
Hakekat
|
Jadi, dalam menggunakan kosakata kita perlu
memperhatikan apakah kosakata yang kita gunakan sudah baik dan benar, agar
orang lain dapat memahami dan tidak salah mengartikan sesuatu atau
gagasan yang kita ungkapkan.
D.
Pergeseran Makna
Sebelum
menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni:
masalah makna dan relasi makna :
•
Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri
sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok
yaitu :
1.
Makna Leksikal
Makna
yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera /
makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan
timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
2.
Makna Gramatikal
Untuk
menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan
makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi. contoh: buku yang bermakna “sebuah
buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
3.
Makna Referensial
dan Nonreferensial
Makna
referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya
referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu
di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau
mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki
referen. Contoh: Kata meja dan kursi
(bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
4.
Makna Denotatif
dan Konotatif
Makna
denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki
sebuah leksem. Contoh: Kata kurus,
bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil dan ukuran badannya normal.
Makna
konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang
berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata
tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh
di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang
mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki
konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan
ramping.
5.
Makna Konseptual
dan Makna Asosiatif
Makna
konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks
atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda
memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan
dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh:
Kata melati berasosiasi dengan suatu yang suci / kesucian. Kata merah
berasosiasi berani / paham komunis.
6.
Makna Kata dan
Makna Istilah
Makna
kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor
dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas
kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang
yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air
yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna
istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna
istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau
keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan
di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah
pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
7.
Makna
Idiomatikal dan Peribahasa
Yang
dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase,
maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik
unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata
ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yang
disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari
kayu. Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka
lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan
umpama lazim digunakan dalam peribahasa
8.
Makna Kias dan
Lugas
Makna
kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya.
Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
Agar
dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang
baik harus memenuhi syarat, seperti :
• Ketepatan
dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
• Seorang
pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
•
Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut
menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh
Paragraf :
1.
Hari ini Aku pergi
ke pantai bersama dengan kawanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola
air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2.
Liburan tahun ini Aku dan kawanku berencana
untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai
disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup.
Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut
kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang.
9.
Makna Umum dan Khusus
Kata
umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.
·
Makin luas
ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka
semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya.
·
Makin sempit
ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan
terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada
pilihan kata secara tepat.
Misalnya:
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada
kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti
gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Dalam hal
ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata
yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes,
dan ikan mas.
10.
Makna Kata dan
Makna Istilah
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak
berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat
umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu
kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil
perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di
bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan
pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya
digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di
atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti
orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
11.
Makna Idiomatikal
dan Peribahasa
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan
bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat
diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal
satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan
kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu
bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau
mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai,
bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa
E.
Gaya Bahasa
1.
Pengertian Gaya Bahasa
Ada beberapa pendapat tentang gaya bahasa. Bila gaya dipandang
secara umum, kita dapat mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan diri sendiri,
baikmelalui bahasa, tingkah laku, berpakaian dan sebagainya. Dilihat dari segi
bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa.Gaya bahasa memungkinkan
kita dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan seseorang yang mempergunakan
bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakinbaik pula penilaian orang
terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian
yangdiberikan kepadanya.Gaya bahasa adalah bahasa yang indah yang dipergunakan untuk
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu
benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata
penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi
tertentu
Gaya bahasa dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang
memberikan ciri khas pada sebuah teks, menjadikan teks itu semacam individu
bila dibandingkan dengan teks-teks lainnya.
Gaya
bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara penutur
mengungkapkan maksudnya. Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengungkapkan
maksud. Ada cara yang memakai perlambang (majas metafora, personifikasi) ada
cara yang menekankan kehalusan (majas eufemisme, litotes) dam masih banyak lagi
majas yang lainnya. Semua itu pada prinsipnya merupakan corak seni berbahasa
untuk menimbulkan kesan tertentu bagi mitra komunikasi kita
(pembaca/pendengar).
Sebelum
menampilkan gaya bahasa tertentu ada
enam faktor yang mempengaruhi tampilan gaya bahasa seorang komunikator dalam
berkomunikasi dengan mitranya, yaitu :
a)
Cara dan media komunikasi :
lisan atau tulisan, langsung atau tidak langsung, media cetak atau media
elektronik.
b)
Bidang
ilmu : filsafat, sastra, hukum, teknik, kedokteran, dll.
c)
Situasi
: resmi, tidak resmi, setangah resmi.
d)
Ruang
atau konteks : seminar, kuliah, ceramah, pidato.
e)
Khalayak
: dibedakan berdasarkan umur (anak-anak, remaja, dewasa, orang tua); jenis
kelamin (laki-laki, perempuan); tingkat pendidikan dan status sosial (rendah,
menengah, tinggi).
f)
Tujuan
: membangkitkan emosi, diplomasi, humor, informasi.
2.
Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata
Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa mempersoalkan kata mana yang
paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat
tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam
masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan
kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.
Dalam
bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan menjadi :
a)
Gaya
Bahasa Resmi
Gaya bahasa resmi adalah
gaya bahasa dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalam
kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan
mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Gaya bahasa resmi biasa kita
jumpai dalam penyampaian amanat
kepresidenan, berita negara, khotbah-khotbah mimbar, tajuk rencana,
pidato-pidato yang penting, artikel-artikel yang serius atau esai yang memuat
subyej-subyek yang penting, semuanya dibawakan dengan gaya bahasa resmi.
Contoh: dalam pembukaan
UUD 1945 bahwa sesungguhnya kemerdekaan ini ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan bangsa Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagai dengan
seelamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
b)
Gaya
Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan
dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal
atau kurang formal. Gaya bahasa ini biasanya dipergunakan dalam karya-karya
tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik,
dalam perkuliahan, dan sebagainya. Singkatnya gaya bahasa tak resmi adalah gaya
bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar.
Contoh: Sumpah
pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah peristiwa nasional,
yang mengandung benih nasionalisme. Sumpah Pemuda dicetuskan pada zaman
penjajahan. Nasionalisme pada zaman penjajahan mempunyai watak khusus
yakni anti penjajahan. Peringatan kepada Sumpah Pemuda sewajarnya berupa usaha merealisasikan
gagasan-gagasan Sumpah Pemuda.
c)
Gaya Bahasa Percakapan
Dalam gaya bahasa
percakapan, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan.
Kalau dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan tak resmi, maka gaya bahasa
percakapan ini dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian sport. Itu
berarti bahasanya masih lengkap untuk suatu kesempatan, dan masih dibentuk
menurut kebiasaan-kebiasaan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila
dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak resmi.
Contoh: berikut
adalah hasil rekaman dari sebuah diskusi dalam seminar Bahasa Indonesia tahun
1996 di Jakarta. Pertanyaan yang pertama, di sini memang sengaja saya tidak
membedakan antara istilah jenis kata atau word classes atau parts of speech.
Jadi ketiganya saya artikan sama di sini. Maksud saya ialah kelas-kelas kata,
jadi penggolongan kata, dan hal itu tergantung kepada dari mana kita melihat
dan dasar apa yang kita pakai untuk
menggolongkannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang
pengarang maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam
mengolah kata juga menjadi faktor
penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca.
Diksi adalah ketepatan
pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa yang terkait
dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan
kata aktif dan efektif kepada
pembaca dan pendengarnya. Fungsi diksi adalah Memudahkan pembaca atau pendengar
dalam memahami arti kata, makna kalimat dan gagasan yang ingin disampaikan.
Kosa kata sebaiknya dapat membedakan ragam bahasa baku dan ragam
bahasa tidak baku, baik tulis
maupun tertulis. Seperti sinonim,
antonim, homonim, homofon, hiponim, hipernim, homograf, polisemi,
denotasi, konotasi, abstrak, konkret, kata umum, kata khusus,
jargoan, slang, amelioratif, peyoratif, sinestesia, asosiasi, kata ilmiah dan
kata popular.
Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang tidak
selalu berdiri sendiri. Seperti makna leksikal dan makna gramatikal, makna
referensial dan nonreferensial, makna denotatif dan konotatif, makna konseptual
dan makna asosiatif, makna kata dan makna istilah, makna idiomatikal dan
peribahasa, makna kias dan lugas, makna umum dan khusus, makna idiomatikal dan
peribaha,makna kata dan makna istilah.
Gaya bahasa atau langgam bahasa sering juga disebut majas adalah
cara penutur mengungkapkan maksudnya. Seperti dalam gaya bahasa resmi, gaya
bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan yang menggunakan majas
personifikasi, ironi, hiperbola,dan lain-lain.
B.
Kritik dan Saran
1.
Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah
bahasa indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya
seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang
tidak mendukung.
Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata
bahasa Indnesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari- hari,masyarakat sering terdikte oleh
aturan-aturan tata bahasa yang salah.
2.
SARAN
Cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan yang sudah
dibakukan. untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain
akronim),begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi) yang dibaca huruf demi
huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai
dengan lafal huruf bahasa Indonesia. Sebagai seorang mahasiswa, perlu sekali
mempelajari dan memahami bagaimana penggunaan diksi yang tepat dan cermat
karena seorang mahasiswa itu selalu dibebankan dan berkelut dengan karya-karya
tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
DAFTAR
PUSTAKA
(http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/
28102008121137_PAPER_BAHASA_INDONESIA1_fix.doc)
(http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+
bahasa+indonesia&star=10&sa)
Syamsuri, Andi Sukri. 2014. ”bahasa Indonesia mata kuliah dasar umum”.
Makassar: Pustaka Lontara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.
MOHON KRITIK DAN SARANNYA !