Cari Blog Ini

Senin, 07 Oktober 2019

MAkalah Sungai Siwa


KATA PENGANTAR
                                                

Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat  Allah S.W.T. atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pencemaran Sampah dan Limbah Di Sungai Citarum Bandung” dengan sebaik-baiknya, meskipun masih jauh dari kata kesempurnaan. Shalawat beserta salam kami curahkan kepada Rasulullah S.A.W. Dalam menyelesaian makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tetapi kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah kami yang akan datang. Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan, semangat dan masukan. Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah S.W.T. Amin.
 
DAFTAR ISI


 SAMPUL ........................................................................................................
 KATA PENGANTAR ....................................................................................  i
 DAFTAR ISI .................................................................................................  ii
 BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................  iii
A.     Latar belakang ................................................................................. iii
B.     Rumusan Masalah .......................................................................... iv
C.     Tujuan ............................................................................................. iv
 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 1
A.     Sumber Pencemaran Limbah Di Sungai siwa ................................ 5
BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 14
A.  Kesimpulan ...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A.        LatarBelakang

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia.Indonesia memiliki sumber air sebanyak hampir 6% sumber air dunia, atau sekitar 21% sumber air di wilayah Asia Pasifik.
Sungai Siwa adalah salah satu dari sungai yang paling tercemar di negara ini.Sungai Siwa memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi, tidak hanya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya tetapi juga bagi mereka yang tinggal ribuan km jauhnya disana.Citarum merupakan sumber pasokan air minum bagi provinsi padat penduduk Jawa Barat dan Ibukota Jakarta.Daerah aliran sungai Siwa didominasi oleh sektor industri manufaktur seperti tekstil, kimia, kertas, kulit, logam/elektroplating, farmasi, produk makanan dan minuman, dan lainnya.Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Sulawesi Selatan (BPLHD SulSel) telah mengkonfirmasi bahwa limbah industri jauh lebih intens dalam hal konsentrasi dan mengandung bahan-bahan berbahaya. Sebanyak 48% industri yang diamati, rata-rata pembuangan limbahnya 10 kali melampaui baku mutu yang telah ditetapkan (BPLH Provinsi Sulawesi Selatan, 2010).
Kontaminasi bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun industri dibuktikan oleh sejumlah penelitian.Perhatian utama diberikan pada bahan kimia beracun yang ditemukan di sungai, yaitu logam berat.Logam berat merupakan elemen yang tidak dapat terurai (persisten) dan dapat terakumulasi melalui rantai makanan (bioakumulasi), dengan efek jangka panjang yang merugikan pada makhluk hidup (Terangna, 1991).
Sebuah investigasi mengenai bioakumulasi mengungkapkan bahwa logam berat seperti kadmium (Cd), tembaga (Cu), nikel (Ni), dan timbal (Pb) ditemukan dalam kadar yang tinggi pada dua spesies ikan yang biasa dimakan, Oreochromis nilotica dan Hampala macrolepidota (Salim, Parikesit, and Dhahiyat, 1997).
Dalam laporan “Bahan Berasun Lepas Kendali” ini, kami ingin memberikan gambaran mengenai bahan-bahan kimia berbahaya yang dibuang oleh industri ke Sungai Siwa. Kami juga menyertakan beberapa indikator lingkungan sebagai pendukung.Laporan ini merupakan sebuah potret dari sejumlah titik sampling yang tersebar dari hulu, tengah hingga ke hilir sungai, pada waktu tertentu. Titik-titik tersebut terdiri dari sebuah mata air murni sebagai pembanding, sejumlah kanal dan pipa pembuangan industri tak bertuanii (dikenal dengan nama ‘Pipa Siluman’) dan badan sungai.Sehingga kami tertarik membahas tenatang studi kasus bahan beracun di Sungai Siwa.

B.        RUMUSAN MASALAH

1. Darimana sajakah sumber pencemar limbah berbahaya industri di Sungai Siwa ?
2.    Bagaiman karakteristik sumber pencemaran Sungai Siwa ?
3.    Bagaimana mekanisme dan dampak dari limbah berbahaya industri di Sungai Siwa ?
4.    Upaya pengendalian apa sajakah yang dapat dilakukan dalam mengurangi pencemaran yang terjadi di Sungai Siwa




C.        TUJUAN
1.  Menjelaskan tentang sumber pencemar limbah berbahaya industri di Sungai Siwa.
2.    Menjelaskan karakteristik sumber pencemaran Sungai Siwa.
3.    Menjelaskan mekanisme dan dampak dari limbah berbahaya industri di Sungai Siwa.
4.    Menjelaskan upaya pengendalian yang dapat dilakukan dalam mengurangi pencemaran yang terjadi di Sungai Siwa.


BAB II
KAJIAN DAN PUSTAKA

A.        SUNGAI LARONA
Sejumlah penelitian telah dilakukan para peneliti untuk menyelidiki kualitas air Sungai Siwa. Penelitian tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian yang diberikan pada Sungai Siwa, mengingat peran penting Sungai Siwa dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.Tentunya, masyarakat yang dimaksud bukan hanya masyarakat yang tinggal di sekitar sungai saja, tetapi juga masyarakat yang tinggal ribuan kilometer jauhnya dari sungai Siwa, mencakup masyarakatProvinsi Sulawesi selatan dan Kota Jakarta.Namun pada masa yang lalu, penelitian komprehensif untuk mengatasi masalah polusi/pencemaran, dengan aktivitas industri sebagai penyebab, masih jarang dilakukan.
Hasil studi terdahulu menunjukkan bahwa Sungai Siwa, termasuk di dalamnya tiga waduk kaskade yang dibendung dari aliran Sungai Siwa, menghadapi masalah serius terkait pencemaran dan penurunan daya dukung lingkungannya. Sumber pencemar utama diketahui berasal dari aktivitas industri dan domestik.Telah diketahui bahwa sector industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan di Jawa Barat.Faktanya, terdapat sekitar 60% industri pengolahan di Sulawesi Selatan yang keberadaannya juga berimplikasi pada terjadinya gangguan sistem hidrologi.Adapun fakta yang menunjukkan adanya kontaminasi limbah berbahaya industri telah dibuktikan oleh sejumlah studi eksperimental.Survei terdahulu menginformasikan bahwa jenis-jenis industri utama yang berada di Daerah Aliran Sungai Siwa antara lain industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri makanan, dan industri elektroplating. Hal yang menjadi fokus perhatian dalam pengelolaan kualitas air sungai citarum adalah masuknya bahan kimia dari aktivitas industri ke badan air sungai, misalnya logam berat. Hal ini dikarenakan logam berat merupakan elemen yang sulit terdegradasi dan dapat terakumulasi dalam makhluk hidup melalui rantai makanan (bioakumulasi), dengan efek jangka panjang yang merugikan pada organisme hidup (Terangna, 1991).
Sedangkan dalam konteks bahan kimia beracun, kontaminan utama yang mempengaruhi kualitas air Sungai Citarum adalah limbah yang berasal dari kegiatan industri (logam dan senyawa non-logam), pertanian (pupuk sintetis dan pestisida), jasa (minyak dan logam) dan domestik (deterjen, logam, plastik). Pada daerah hulu sungai yang didominasi oleh aktivitas pertanian, kandungan DDT dalam badan air terdeteksi dalam kadar yang tinggi, meskipun larangan menggunakan DDT dalam kegiatan pertanian sudah diatur oleh hukum. Berbeda dengan pencemaran yang dialami oleh area yang berada di bawah hulu Sungai Citarum dan area di sekitar Kota Majalaya, dimana terdapat kurang lebih sekitar 800 pabrik tekstil beroperasi di kedua wilayah tersebut, dan tingkatan konsentrasi bahan pencemar dari berbagai jenis polutan nilainya lebih tinggi dari standar normal (ambang batas pencemaran) (Institute of Ecology, 2004).
Hasil Investigasi terdahulu di Waduk Saguling pada tahun 1997 mengungkapkan fakta bahwa konsentrasi logam berat seperti kadmium (Cd), tembaga (Cu), nikel (Ni), dan timbal (Pb) ditemukan berada dalam konsentrasi yang tinggi dalam dua spesies ikan yang biasa dikonsumsi masyarakat, yakni spesies Oreochromis nilotica dan Hampala macrolepidota. Pada tahun 2004, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh PT Indonesia Power dan Lembaga Ekologi Universitas Padjadjaran (sekarang PPSDAL Unpad) di Waduk Saguling, terungkap fakta bahwa kualitas air Sungai Citarum sudah tidak memenuhi standar kualitas normal Studi yang baru-baru ini dilakukan memperkuat studi yang telah dilakukan sebelumnya. Studi ini menganalisis kontaminasi logam berat dalam sedimen sungai.Berdasarkan hasil studi diketahui bahwa konsentrasi logam berat seperti Cd, Cr dan Pb di daerah hilir terdeteksi lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah hulu (Sunardi dan Ariyanti, 2009).
Jumlah konsentrasi logam berat yang mengejutkan ditemukan pada beberapa anak sungai yang bermuara di Sungai Siwa, diantaranya Sungai Citarik, Sungai Cikijing, Sungai Cicalengka, Sungai Cimande, dan Sungai Cisunggalah. Kelima sungai tersebut berada di daerah Rancaekek-Cicalengka, dimana 42 pabrik tekstil beroperasi.Pabrik-pabrik tekstil tersebut sebenarnya telah memiliki fasilitas pengolahan air limbah masing-masing dan mereka telah mengolah terlebih dahulu limbah yang dihasilkan sebelum dibuang ke dalam aliran sungai.Tapi sayangnya, hasil analisis menunjukkan tingginya konsentrasi logam berat yang ada di badan air sungai. Adapun unsur logam berat yang terdeteksi antara lainCu, Zn, Pb, Cd, Co, Ni, dan Cr. Pencemaran limbah industri ini diklaim dapat menurunkan hasil panen padi di daerah Rancaekek. Berdasarkan hasil estimasi, penurunan produksi yang terjadi mencapai 1 sampai 1,5 ton per hektar per musim panen. Turunnya angka produksi padi dapat berpengaruh terhadap pendapatan petani.Dari sudut pandang ini, pencemaran sungai ternyata berakibat pula pada kesejahteraan sosial dan ekonomimasyarakat setempat.
Sebagai respon dan upaya perbaikan kondisi lingkungan akibat pencemaran sungai,Kementerian Lingkungan Hidup menggalakkan Program Kali Bersih atau 'PROKASIH'melalui promosi Instalasi Air Limbah Industri dan pengolahan sampah domestik komunal.Indikator keberhasilan yang digunakan adalah peningkatan kualitas air atau penurunantingkat pencemaran. PROKASIH mengklaim bahwa program ini telah mengurangi tingkatpencemaran dari pembuangan limbah industri, tapi sayangnya, kualitas air setelahPROKASIH diluncurkan pada tahun 1989 belum menunjukkan peningkatan yang signifikan,bahkan cenderung memburuk. Kondisi kualitas air Sungai Citarum sejak tahun 1989sampai saat ini belum pernah memenuhi standar kualitas air yang ditetapkan olehpemerintah lokal/daerah.
Menyadari bahwa PROKASIH belum memberikan hasil yang memuaskan, tahun 2007Pemerintah Indonesia merancang sebuah program pemulihan terpadu yang disusun didalam suatu roadmap.Perencanaan roadmap ini dikoordinir oleh Bappenas bersamadengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, sektor swasta, dan organisasi masyarakatsipil. Roadmap ini bernama ICWRMIP atau Integrated Citarum Water ResourcesManagement Investment Program (Program Investasi Manajemen Sumber Daya AirCitarum Terpadu)18. Program terpadu ini masih terus berjalan sampai hari ini, meskipunhasilnya menunjukkan kondisi yang memprihatinkan, kondisi badan air Citarum semakinburuk dari waktu ke waktu.
Kasus pencemaran di Sungai Citarum hanyalah salah satu contoh kasus pencemaran yangdialami oleh sungai-sungai lainnya di Indonesia.Terdapat sebanyak lebih dari 5.590 sungaiyang mengalir di Indonesia.Sungai-sungai yang berlokasi di Jawa dan beberapa bagianSumatera umumnya menghadapi masalah pencemaran yang serius dimana sumberpencemar berasal dari industri serta limbah domestik.Sungai Ciliwung adalah contohsungai yang sangat tercemar, hal ini dikarenakan hampir semua industri melakukanpembuangan limbah secara langsung ke badan sungai.Contoh lainnya, Sungai BatangArau dapat dilihat sebagai contoh sungai lainnya yang memiliki kualitas air yang semakinmemburuk akibat pencemaran industri dan domestik20.Masalah seperti ini terjadi sebagaiakibat perilaku pelaku industri dan penduduk, yang pada umumnya menjadikan sungaisebagai tempat untuk membuang limbah tanpa melakukan pengolahan yang tepat.Selainitu, industrialisasi dan urbanisasi yang pesat di daerah aliran sungai telah menyebabkanpencemaran semakin intens mengotori badan air.Studi-studi yang disebutkan di atasmenunjukkan bahwa air limbah industri menjadi penyebab utama pencemaran sungai.Penelitian untuk mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran serta untuk menemukansolusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas air sungai-sungai yang berada di Indonesiaperlu  dilakukan,  disamping  berupaya  meningkatkan  peran  berbagai  pemangkukepentingan yang tidak dapat dipandang sebelah mata dan tidak dapat diabaikan.

BAB III
KESIMPULAN

A.   Kesimpulan
Data penyampelan di lokasi-lokasi pembuangan limbah industri menemukan berbagai jenis logam berat dan senyawa kimia organik yang bersifat toksik dilepaskan begitu saja ke badan sungai, yang berasal dari limbahindustri utama yang berada di Daerah Aliran Sungai Siwa antara lain industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri makanan, dan industri elektroplating Investigasi ini memperkuat argumen bahwa kita telah kehilangan kendali atas bahan kimia beracun di lingkungan.
2.  Karakteristik bahan pencemaran Sungai Siwa yaitu :
a.  Jenis logam yang umum digunakan sebagai pelapis diantaranya logam tembaga, krom, nikel, seng, cadmium, timbal, timah, emas, perak, dan platina.
b.  Pelarut benzene, trikloroetilin, metil klorida, toluene dan karbon tertraklorida, atau larutan alkali yang mengandung natrium karbonat, kostik, sianida, boraks, sabun, dan sebagainya
c.   Limbah organik yang dihasilkan dari industri tekstil mampu merubah nilai pH, atau meningkatkan kadar BOD dan COD dalam badan air. Kebanyakan industri tekstil juga menghasilkan limbah logam berat yang termasuk dalam kategori berbahaya.  diantaranya Arsen, Cadmium, Krom, Timbal, Tembaga, dan seng.
3.  Dampak dari bahan pencemar yaitu ;
a.  Perubahan tingkat keasaman air
b.  Kontaminan organic meningkatkan BOD, COD
c.   Pencemaran logam berat konsentrasi yang tinggi logam berat dapat membunuh organisme yang tidak toleran dalam waktu yang singkat; sementara pada level yang rendah, logam berat dapat mengganggu proses fisiologi atau metabolisme, atau merusak organ-organ hewan.
d.  Senyawa pethalat ester merubahstruktur dan fungsihati
4.  Upaya yang dapat dilakukan ;
a.  Pendekatan kebijakan ‘atur dan awasi’ lewat baku mutu dan penerapan sistem ‘end-of-pipe’/IPAL merupakan penanganan yang bersifat reaktif, dimana limbah terlanjur tercipta. Keberadaannya penting, namun tidak dapat melindungi masyarakat dari materi yang bersifat persisten (sulit terurai), akumulatif dan toksik.
b.  Pendekatan preventif harus dimulai sejak awal perancangan produk dan proses, bukan diakhir pipa pembuangan. Penerapan ‘Produksi Bersih’ memastikan bahan toksik tidak lagi digunakan pada seluruh siklus hidup produk/proses, lewat subtitusi dengan materi yang aman.



DAFTAR PUSTAKA

https://nanangsyahputraaddres.blogspot.com/2017/12/makalah-pencemaran-sampah-dan-limbah.html



1 komentar:

  1. bingung pulang kerja tidak tahu mau mengerjakan apa
    ayo di tunggu apa lagi segera bergabung dengan kami
    di i/o/n/n/q/q kami tunggu lo ^^

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.
MOHON KRITIK DAN SARANNYA !

Makalah Aspalt Pavert

Kelompok                             : I Mata Kuliah                         : Pemindahan Tanah Mekanis Dosen Pembimbing           ...