KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Pencemaran Sampah dan Limbah Di Sungai Citarum Bandung” dengan sebaik-baiknya,
meskipun masih jauh dari kata kesempurnaan. Shalawat beserta salam kami
curahkan kepada Rasulullah S.A.W. Dalam
menyelesaian makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tetapi kami
menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah kami yang akan datang. Dengan terselesaikannya
makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan, semangat dan
masukan. Semoga apa yang
kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya,
serta mendapatkan ridha dari Allah S.W.T. Amin.
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. iii
A. Latar belakang ................................................................................. iii
B. Rumusan Masalah .......................................................................... iv
C.
Tujuan ............................................................................................. iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 1
A.
Sumber Pencemaran Limbah Di Sungai siwa ................................ 5
BAB III
KESIMPULAN ................................................................................ 14
A. Kesimpulan ...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Indonesia,
negara kepulauan terbesar di dunia.Indonesia memiliki sumber air sebanyak
hampir 6% sumber air dunia, atau sekitar 21% sumber air di wilayah Asia
Pasifik.
Sungai
Siwa adalah salah
satu dari sungai yang paling tercemar di negara ini.Sungai Siwa memiliki peran penting dalam
pembangunan ekonomi, tidak hanya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya
tetapi juga bagi mereka yang tinggal ribuan km jauhnya disana.Citarum merupakan
sumber pasokan air minum bagi provinsi padat penduduk Jawa Barat dan Ibukota
Jakarta.Daerah aliran sungai Siwa
didominasi oleh sektor industri manufaktur seperti tekstil, kimia, kertas,
kulit, logam/elektroplating, farmasi, produk makanan dan minuman, dan
lainnya.Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Sulawesi
Selatan (BPLHD SulSel) telah mengkonfirmasi bahwa limbah
industri jauh lebih intens dalam hal konsentrasi dan mengandung bahan-bahan
berbahaya. Sebanyak 48% industri yang diamati, rata-rata pembuangan limbahnya
10 kali melampaui baku mutu yang telah ditetapkan (BPLH Provinsi Sulawesi
Selatan, 2010).
Kontaminasi
bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun industri dibuktikan oleh sejumlah
penelitian.Perhatian utama diberikan pada bahan kimia beracun yang ditemukan di
sungai, yaitu logam berat.Logam berat merupakan elemen yang tidak dapat terurai
(persisten) dan dapat terakumulasi melalui rantai makanan (bioakumulasi),
dengan efek jangka panjang yang merugikan pada makhluk hidup (Terangna, 1991).
Sebuah
investigasi mengenai bioakumulasi mengungkapkan bahwa logam berat seperti
kadmium (Cd), tembaga (Cu), nikel (Ni), dan timbal (Pb) ditemukan dalam kadar
yang tinggi pada dua spesies ikan yang biasa dimakan, Oreochromis
nilotica dan Hampala macrolepidota (Salim, Parikesit, and
Dhahiyat, 1997).
Dalam
laporan “Bahan Berasun Lepas Kendali” ini, kami ingin memberikan gambaran
mengenai bahan-bahan kimia berbahaya yang dibuang oleh industri ke Sungai Siwa. Kami juga menyertakan beberapa
indikator lingkungan sebagai pendukung.Laporan ini merupakan sebuah potret dari
sejumlah titik sampling yang tersebar dari hulu, tengah hingga ke hilir sungai,
pada waktu tertentu. Titik-titik tersebut terdiri dari sebuah mata air murni
sebagai pembanding, sejumlah kanal dan pipa pembuangan industri tak bertuanii
(dikenal dengan nama ‘Pipa Siluman’) dan badan sungai.Sehingga kami tertarik
membahas tenatang studi kasus bahan beracun di Sungai Siwa.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Darimana sajakah sumber pencemar
limbah berbahaya industri di Sungai Siwa ?
2. Bagaiman karakteristik
sumber pencemaran Sungai Siwa ?
3. Bagaimana mekanisme
dan dampak dari limbah berbahaya industri di Sungai Siwa ?
4. Upaya
pengendalian apa sajakah yang dapat dilakukan dalam mengurangi
pencemaran yang terjadi di Sungai Siwa
C.
TUJUAN
1. Menjelaskan tentang sumber pencemar
limbah berbahaya industri di Sungai Siwa.
2. Menjelaskan
karakteristik sumber pencemaran Sungai Siwa.
3. Menjelaskan
mekanisme dan dampak dari limbah berbahaya industri di Sungai Siwa.
4. Menjelaskan
upaya pengendalian yang dapat dilakukan dalam mengurangi pencemaran yang
terjadi di Sungai Siwa.
BAB II
KAJIAN DAN PUSTAKA
A.
SUNGAI
LARONA
Sejumlah
penelitian telah dilakukan para peneliti untuk menyelidiki kualitas air Sungai Siwa. Penelitian tersebut merupakan salah
satu bentuk perhatian yang diberikan pada Sungai Siwa, mengingat peran penting Sungai Siwa dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.Tentunya, masyarakat yang dimaksud bukan hanya masyarakat yang
tinggal di sekitar sungai saja, tetapi juga masyarakat yang tinggal ribuan
kilometer jauhnya dari sungai Siwa,
mencakup masyarakatProvinsi Sulawesi selatan
dan Kota Jakarta.Namun pada masa yang lalu, penelitian komprehensif untuk
mengatasi masalah polusi/pencemaran, dengan aktivitas industri sebagai
penyebab, masih jarang dilakukan.
Hasil
studi terdahulu menunjukkan bahwa Sungai Siwa, termasuk di dalamnya tiga waduk
kaskade yang dibendung dari aliran Sungai Siwa, menghadapi masalah serius terkait
pencemaran dan penurunan daya dukung lingkungannya. Sumber pencemar utama
diketahui berasal dari aktivitas industri dan domestik.Telah diketahui bahwa
sector industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan di
Jawa Barat.Faktanya, terdapat sekitar 60% industri pengolahan di Sulawesi
Selatan yang
keberadaannya juga berimplikasi pada terjadinya gangguan sistem
hidrologi.Adapun fakta yang menunjukkan adanya kontaminasi limbah berbahaya
industri telah dibuktikan oleh sejumlah studi eksperimental.Survei terdahulu
menginformasikan bahwa jenis-jenis industri utama yang berada di Daerah Aliran
Sungai Siwa
antara lain industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri makanan, dan
industri elektroplating. Hal yang menjadi fokus perhatian dalam pengelolaan
kualitas air sungai citarum adalah masuknya bahan kimia dari aktivitas industri
ke badan air sungai, misalnya logam berat. Hal ini dikarenakan logam berat
merupakan elemen yang sulit terdegradasi dan dapat terakumulasi dalam makhluk
hidup melalui rantai makanan (bioakumulasi), dengan efek jangka panjang yang
merugikan pada organisme hidup (Terangna, 1991).
Sedangkan
dalam konteks bahan kimia beracun, kontaminan utama yang mempengaruhi kualitas
air Sungai Citarum adalah limbah yang berasal dari kegiatan industri (logam dan
senyawa non-logam), pertanian (pupuk sintetis dan pestisida), jasa (minyak dan
logam) dan domestik (deterjen, logam, plastik). Pada daerah hulu sungai yang didominasi
oleh aktivitas pertanian, kandungan DDT dalam badan air terdeteksi dalam kadar
yang tinggi, meskipun larangan menggunakan DDT dalam kegiatan pertanian sudah
diatur oleh hukum. Berbeda dengan pencemaran yang dialami oleh area yang berada
di bawah hulu Sungai Citarum dan area di sekitar Kota Majalaya, dimana terdapat
kurang lebih sekitar 800 pabrik tekstil beroperasi di kedua wilayah tersebut,
dan tingkatan konsentrasi bahan pencemar dari berbagai jenis polutan nilainya
lebih tinggi dari standar normal (ambang batas pencemaran) (Institute of
Ecology, 2004).
Hasil
Investigasi terdahulu di Waduk Saguling pada tahun 1997 mengungkapkan fakta
bahwa konsentrasi logam berat seperti kadmium (Cd), tembaga (Cu), nikel (Ni),
dan timbal (Pb) ditemukan berada dalam konsentrasi yang tinggi dalam dua
spesies ikan yang biasa dikonsumsi masyarakat, yakni spesies Oreochromis
nilotica dan Hampala macrolepidota. Pada tahun 2004, dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh PT Indonesia Power dan Lembaga Ekologi Universitas
Padjadjaran (sekarang PPSDAL Unpad) di Waduk Saguling, terungkap fakta bahwa
kualitas air Sungai Citarum sudah tidak memenuhi standar kualitas normal Studi
yang baru-baru ini dilakukan memperkuat studi yang telah dilakukan sebelumnya.
Studi ini menganalisis kontaminasi logam berat dalam sedimen sungai.Berdasarkan
hasil studi diketahui bahwa konsentrasi logam berat seperti Cd, Cr dan Pb di
daerah hilir terdeteksi lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah hulu
(Sunardi dan Ariyanti, 2009).
Jumlah
konsentrasi logam berat yang mengejutkan ditemukan pada beberapa anak sungai
yang bermuara di Sungai Siwa,
diantaranya Sungai Citarik, Sungai Cikijing, Sungai Cicalengka, Sungai Cimande,
dan Sungai Cisunggalah. Kelima sungai tersebut berada di daerah
Rancaekek-Cicalengka, dimana 42 pabrik tekstil beroperasi.Pabrik-pabrik tekstil
tersebut sebenarnya telah memiliki fasilitas pengolahan air limbah
masing-masing dan mereka telah mengolah terlebih dahulu limbah yang dihasilkan
sebelum dibuang ke dalam aliran sungai.Tapi sayangnya, hasil analisis
menunjukkan tingginya konsentrasi logam berat yang ada di badan air sungai.
Adapun unsur logam berat yang terdeteksi antara lainCu, Zn, Pb, Cd, Co, Ni, dan
Cr. Pencemaran limbah industri ini diklaim dapat menurunkan hasil panen padi di
daerah Rancaekek. Berdasarkan hasil estimasi, penurunan produksi yang terjadi
mencapai 1 sampai 1,5 ton per hektar per musim panen. Turunnya angka produksi
padi dapat berpengaruh terhadap pendapatan petani.Dari sudut pandang ini,
pencemaran sungai ternyata berakibat pula pada kesejahteraan sosial dan ekonomimasyarakat
setempat.
Sebagai
respon dan upaya perbaikan kondisi lingkungan akibat pencemaran
sungai,Kementerian Lingkungan Hidup menggalakkan Program Kali Bersih atau
'PROKASIH'melalui promosi Instalasi Air Limbah Industri dan pengolahan sampah
domestik komunal.Indikator keberhasilan yang digunakan adalah peningkatan
kualitas air atau penurunantingkat pencemaran. PROKASIH mengklaim bahwa program
ini telah mengurangi tingkatpencemaran dari pembuangan limbah industri, tapi
sayangnya, kualitas air setelahPROKASIH diluncurkan pada tahun 1989 belum
menunjukkan peningkatan yang signifikan,bahkan cenderung memburuk. Kondisi
kualitas air Sungai Citarum sejak tahun 1989sampai saat ini belum pernah
memenuhi standar kualitas air yang ditetapkan olehpemerintah lokal/daerah.
Menyadari
bahwa PROKASIH belum memberikan hasil yang memuaskan, tahun 2007Pemerintah
Indonesia merancang sebuah program pemulihan terpadu yang disusun didalam suatu
roadmap.Perencanaan roadmap ini dikoordinir oleh Bappenas bersamadengan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, sektor swasta, dan organisasi
masyarakatsipil. Roadmap ini bernama ICWRMIP atau Integrated Citarum Water
ResourcesManagement Investment Program (Program Investasi Manajemen Sumber Daya
AirCitarum Terpadu)18. Program terpadu ini masih terus berjalan sampai hari
ini, meskipunhasilnya menunjukkan kondisi yang memprihatinkan, kondisi badan
air Citarum semakinburuk dari waktu ke waktu.
Kasus
pencemaran di Sungai Citarum hanyalah salah satu contoh kasus pencemaran
yangdialami oleh sungai-sungai lainnya di Indonesia.Terdapat sebanyak lebih
dari 5.590 sungaiyang mengalir di Indonesia.Sungai-sungai yang berlokasi di
Jawa dan beberapa bagianSumatera umumnya menghadapi masalah pencemaran yang
serius dimana sumberpencemar berasal dari industri serta limbah domestik.Sungai
Ciliwung adalah contohsungai yang sangat tercemar, hal ini dikarenakan hampir
semua industri melakukanpembuangan limbah secara langsung ke badan
sungai.Contoh lainnya, Sungai BatangArau dapat dilihat sebagai contoh sungai
lainnya yang memiliki kualitas air yang semakinmemburuk akibat pencemaran
industri dan domestik20.Masalah seperti ini terjadi sebagaiakibat perilaku
pelaku industri dan penduduk, yang pada umumnya menjadikan sungaisebagai tempat
untuk membuang limbah tanpa melakukan pengolahan yang tepat.Selainitu,
industrialisasi dan urbanisasi yang pesat di daerah aliran sungai telah
menyebabkanpencemaran semakin intens mengotori badan air.Studi-studi yang
disebutkan di atasmenunjukkan bahwa air limbah industri menjadi penyebab utama
pencemaran sungai.Penelitian untuk mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran
serta untuk menemukansolusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas air
sungai-sungai yang berada di Indonesiaperlu dilakukan,
disamping berupaya meningkatkan peran berbagai
pemangkukepentingan yang tidak dapat dipandang sebelah mata dan tidak dapat
diabaikan.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Data
penyampelan di lokasi-lokasi pembuangan limbah industri menemukan berbagai
jenis logam berat dan senyawa kimia organik yang bersifat toksik dilepaskan
begitu saja ke badan sungai, yang berasal dari limbahindustri utama yang berada
di Daerah Aliran Sungai Siwa
antara lain industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri makanan, dan
industri elektroplating Investigasi ini memperkuat argumen bahwa kita telah
kehilangan kendali atas bahan kimia beracun di lingkungan.
2. Karakteristik
bahan pencemaran Sungai Siwa
yaitu :
a. Jenis
logam yang umum digunakan sebagai pelapis diantaranya logam tembaga, krom,
nikel, seng, cadmium, timbal, timah, emas, perak, dan platina.
b. Pelarut
benzene, trikloroetilin, metil klorida, toluene dan karbon tertraklorida, atau
larutan alkali yang mengandung natrium karbonat, kostik, sianida, boraks,
sabun, dan sebagainya
c. Limbah
organik yang dihasilkan dari industri tekstil mampu merubah nilai pH, atau
meningkatkan kadar BOD dan COD dalam badan air. Kebanyakan industri tekstil
juga menghasilkan limbah logam berat yang termasuk dalam kategori
berbahaya. diantaranya Arsen, Cadmium, Krom, Timbal, Tembaga, dan seng.
3. Dampak
dari bahan pencemar yaitu ;
a. Perubahan
tingkat keasaman air
b. Kontaminan
organic meningkatkan BOD, COD
c. Pencemaran
logam berat konsentrasi yang tinggi logam berat dapat membunuh organisme yang
tidak toleran dalam waktu yang singkat; sementara pada level yang rendah, logam
berat dapat mengganggu proses fisiologi atau metabolisme, atau merusak organ-organ
hewan.
d. Senyawa
pethalat ester merubahstruktur dan fungsihati
4. Upaya
yang dapat dilakukan ;
a. Pendekatan
kebijakan ‘atur dan awasi’ lewat baku mutu dan penerapan sistem
‘end-of-pipe’/IPAL merupakan penanganan yang bersifat reaktif, dimana limbah
terlanjur tercipta. Keberadaannya penting, namun tidak dapat melindungi
masyarakat dari materi yang bersifat persisten (sulit terurai), akumulatif dan
toksik.
b. Pendekatan
preventif harus dimulai sejak awal perancangan produk dan proses, bukan diakhir
pipa pembuangan. Penerapan ‘Produksi Bersih’ memastikan bahan toksik tidak lagi
digunakan pada seluruh siklus hidup produk/proses, lewat subtitusi dengan
materi yang aman.
DAFTAR
PUSTAKA
https://nanangsyahputraaddres.blogspot.com/2017/12/makalah-pencemaran-sampah-dan-limbah.html
bingung pulang kerja tidak tahu mau mengerjakan apa
BalasHapusayo di tunggu apa lagi segera bergabung dengan kami
di i/o/n/n/q/q kami tunggu lo ^^