KATA PENGANTAR
Segala puji
dan rasa syukur atas kehadirat Allah S.W.T karena berkat rahmat dan izinya kami
mampu menyelesaikan makalah ini dalam rangka tugas kuliah yang berjudul PEMBUATAN
MAKALAH TENTANG PERMASALAHAN SUNGAI LARONA.
Sholawat serta salam selalu kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW, serta
keluarganya dan para pengikutnya. Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan
makalah tersebut yaitu untuk melengkapi tugas kuliah Pengelolahan
Sumber Daya Air. Dalam
penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan oleh banyak pihak serta moril
maupun dalam proses penulisan. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya oleh banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaiannya. Maka dari itu kami menyadari bahwa
dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan
dan wawasan. Maka kami sangat mengharapkan apa yang kami kerjakan mampu memberi
saran dan juga masukan yang bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita bersama
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. iii
A. Latar belakang ................................................................................. iii
B. Rumusan Masalah .......................................................................... iv
C.
Tujuan ............................................................................................. iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 1
A. Sungai
Larona ................................................................................. 5
B. Pembangkit
Listrik Di Sungai Larona .............................................. 5
C. Permasalahan
Banjir Di Sungai Larona .......................................... 7
D. Permasalahan
Pembuangan Limbah Di Sungai Larona ................ 8
BAB III
KESIMPULAN ................................................................................ 14
A. Kesimpulan ...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Sungai
Larona adalah sungai di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Indonesia, yang berhulu ke tiga danau,
yaitu Danau Matano, Danau
Mahalona dan Danau Towuti.
Di Sungai
Larona terdapat tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang mensuplai
kebutuhan listrik di area penambangan nikel PT Vale
Indonesia dan daerah-daerah di sekitarnya. PLTA tersebut adalah PLTA Karebbe,
PLTA Batu Besi dan PLTA Balambano.[1]
Danau Matano
terbentuk dari patahan (strike-slip fault) akibat aktivitas tektonik
yang terjadi pada masa Pleosen.[3] Umur
danau diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun yang lalu.[2] Berdasarkan
analisa karakteristik endapan,
Danau
Matano merupakan danau tertua di antara empat danau lainnya yang membentuk
sistem danau Malili (Towuti, Mahalona, Masapi, Lontoa).[5] Dengan umur mencapai jutaan tahun,
Danau Matano merupakan salah satu danau purba di dunia. Sampai saat ini para
ilmuwan telah mengidentifikasi setidaknya 10 danau purba di dunia antara lain,
Danau Matano, Danau Poso, Danau Biwa, Danau Baikal, Danau
Kaspia, Danau Tanganyika, Danau Victoria, Danau Malawi, Danau Ohrid dan Danau
Titicaca.[6]
Danau Towuti merupakan danau salah satu danau purba di dunia
dengan umur mencapai jutaan tahun, . Sampai saat ini para ilmuwan telah
mengidentifikasi setidaknya 12 danau purba di dunia antara lain, Danau
Towuti, Danau Matano,, Danau Poso,Danau Titicaca, Danau Biwa, Danau Baikal, Danau
Kaspiaa, Danau Victoria, Danau
Ohrid dan Danau Malawi.
Danau Towuti terbentuk dari patahan (strike-slip fault)
akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada masa Pleosen.
Umur danau diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun yang lalu. Berdasarkan
analisa karakteristik endapan, Danau Towuti merupakan danau tertua ke dua di
antara empat danau lainnya yang membentuk sistem danau Malili (Towuti,
Mahalona, Lontoa dan Masapi)
B.
RUMUSAN MASALAH
Potensi
banjir di Kota Palopo inilah yang dibahas oleh tim peneliti dari pemerintah dan
Universitas Hasanuddin untuk wilayahlayah sungai pompengan larona, di warkop
sweetness Palopo.
“Kualitas
air bagus. Tapi yang jadi masalah banjir saat musim hujan. Permasalahan lainnya
banyak pemukiman,” kata Dr Rita Lopa, dosen Fakultas Tehnik Unhas Terutama, lanjutnya,di bantaran
sungai. Kondisi pemukiman padat dan kumuh. Pembuangan limbah industry dan rumah
tangga serta penyempitan badan sungai.
C.
TUJUAN
Mencari
solusi dari pada permasalahan banjir yang terjadi disungai larona saat hujan
turun dan pembuangan limbah industri yang tidak membuang ke sungai agar
kelestarian dan kejernian dari pada sungai larona bisa tetap terjaga a juga menambahkan, untuk mencari solusi permasalahan
banjir,perlu dukungan kementrian PUPR terhadap pelibatan masyarakat dalam
pelestarian air. Itu dengan berbagai kegiatan. Selain masalah sungai di Kota
Palopo, tim peneliti juga membahas masalag banjir yang terjadi di Luwu dan Luwu
Utara.
BAB II
KAJIAN DAN PUSTAKA
A.
SUNGAI
LARONA
Sungai Larona adalah salah satu
sungai besar di Sulawesi Selatan yang berhulu ke tiga danau, Matano, Mahalona
dan Towuti.Jika dilihat dari jalan raya yang berada di sepanjang
aliran sungai, sungai ini tampak berwarna hijau toska.Bangunan Sungai ini
berair jernih karena lingkungan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) maupun
hulu sungai masih terjaga dan penuh dengan hutan lebat.
Di sungai ini
terdapat dua pembangkit listrik, PLTA, yang mensuplai kebutuhan listrik di area
pertambangan nikel di Soroako dan daerah sekitarnya.
Danau
Towuti adalah sebuah danau yang terletak di Sulawesi
Selatan, Indonesia. Secara administratif, danau ini
terletak di Kecamatan Towuti, Kabupaten
Luwu Timur, Provinsi
Sulawesi Selatan. danau ini memiliki memiliki lima pulau menawan di tengah
danau yang luas yaitu Pulau Loeha, Pulau Bolong, dan Pulau Kembar. Kawasan Danau Towuti merupakan bagian
dari Taman Wisata
Alam Danau Towuti, yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Sulawesi Selatan, di bawah Departemen Kehutanan Republik
Indonesia.
Danau
Matano adalah sebuah danau tektonik dengan ukuran panjang 28
kilometer dan lebar 8 kilometer di Sulawesi
Selatan, tepatnya berada di ujung timur provinsi Sulawesi Selatan,
berbatasan dengan Sulawesi Tengah. Danau ini berada sekitar 50 km dari kota
Malili (Ibukota Kabupaten Luwu Timur).[2] Danau ini memiliki kedalaman sejauh
590 meter (1.969
kaki).[3] Permukaan
air danau berada pada ketinggian 382 meter di atas permukaan laut sehingga
kedalaman air danau dari permukaan laut adalah 208 meter (cryptodepression).[2] Menurut WWF, danau ini adalah danau terdalam di Asia
Tenggara serta terdalam kedelapan di dunia.[4]
B.
Pembangkit Listrik Di Sungai
Larona
Memiliki tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan
berkah tersendiri bagi PT Vale Indonesia Tbk. Pasalnya, dengan tiga PLTA
tersebut perusahaan bisa mengoperasikan furnace (tanur peleburan dan pengolahan
biji nikel), sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Ketiga PLTA itu bernama Larona, Balambano dan Karebbe di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari komplek perusahaan. PLTA ini sumber tenaganya dipasok dari tiga danau, yakni Matano, Mahalona, dan Towuti yang mengalirkan air melalui Sungai Larona.
detikFinance dalam kegiatan media visit Vale Indonesia berkesempatan mengunjungi PLTA Balambano, Rabu (27/5/2015). Tak hanya sekadar melihat proses pengoperasian PLTA, tetapi juga melihat keindahan alam di puncak bendungan dengan ketinggian 167 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kondisi danau yang tenang dipadu dengan keindahan awan langit baru kian memanjakan mata. Airnya yang jernih pun memantulkan refleksi langit yang menjadi atap danau.Di sisi kanan dan kiri bendungan terdapat barisan pohon-pohon hijau nan rindang. Semakin membuat sedap dipandang.
Namun di balik kecantikan itu, siapa yang sangka juga di dalam air yang tertampung dalam bendungan Balambano banyak ikan 'berlarian' ke sana kemari. Tidak hanya ikan, tetapi juga ada buaya berukuran besar diam-diam 'memantau'."Nggak boleh mancing karena ini masih daerah konsesi Vale. Di sini juga ada buaya, jumlah pastinya nggak tahu persis," terang Instruktur Operasional PLTA Balambano, Sukardi."Saya sering membawa tamu-tamu (perusahaan) ke sini dan mereka umumnya langsung suka dengan pemandangan Balambano,"sambungnya. Sayang, sewaktu kunjungan pintu air tidak sedang dibuka. Sebab saat ini sedang memasuki musim kemarau dan ketinggian air masih dalam ambang batas normal.
Sukardi mengatakan, Balambano beroperasi sejak 1999. PLTA ini dilengkapi dengan dua turbin yang dapat memproduksi daya listrik rata-rata 110 megawatt.
Sementara PLTA Larona yang sudah beroperasi sejak 1979 silam, memiliki tiga unit turbin dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 165 megawatt. Untuk PLTA Karebbe baru dioperasikan sejak Oktober 2011 dan memiliki dua turbin dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 90 megawatt. Total daya listrik yang bisa dihasilkan adalah 365 megawatt.
Ketiga PLTA itu bernama Larona, Balambano dan Karebbe di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari komplek perusahaan. PLTA ini sumber tenaganya dipasok dari tiga danau, yakni Matano, Mahalona, dan Towuti yang mengalirkan air melalui Sungai Larona.
detikFinance dalam kegiatan media visit Vale Indonesia berkesempatan mengunjungi PLTA Balambano, Rabu (27/5/2015). Tak hanya sekadar melihat proses pengoperasian PLTA, tetapi juga melihat keindahan alam di puncak bendungan dengan ketinggian 167 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kondisi danau yang tenang dipadu dengan keindahan awan langit baru kian memanjakan mata. Airnya yang jernih pun memantulkan refleksi langit yang menjadi atap danau.Di sisi kanan dan kiri bendungan terdapat barisan pohon-pohon hijau nan rindang. Semakin membuat sedap dipandang.
Namun di balik kecantikan itu, siapa yang sangka juga di dalam air yang tertampung dalam bendungan Balambano banyak ikan 'berlarian' ke sana kemari. Tidak hanya ikan, tetapi juga ada buaya berukuran besar diam-diam 'memantau'."Nggak boleh mancing karena ini masih daerah konsesi Vale. Di sini juga ada buaya, jumlah pastinya nggak tahu persis," terang Instruktur Operasional PLTA Balambano, Sukardi."Saya sering membawa tamu-tamu (perusahaan) ke sini dan mereka umumnya langsung suka dengan pemandangan Balambano,"sambungnya. Sayang, sewaktu kunjungan pintu air tidak sedang dibuka. Sebab saat ini sedang memasuki musim kemarau dan ketinggian air masih dalam ambang batas normal.
Sukardi mengatakan, Balambano beroperasi sejak 1999. PLTA ini dilengkapi dengan dua turbin yang dapat memproduksi daya listrik rata-rata 110 megawatt.
Sementara PLTA Larona yang sudah beroperasi sejak 1979 silam, memiliki tiga unit turbin dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 165 megawatt. Untuk PLTA Karebbe baru dioperasikan sejak Oktober 2011 dan memiliki dua turbin dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 90 megawatt. Total daya listrik yang bisa dihasilkan adalah 365 megawatt.
D. Permasalahan Banjir Yang Terjadi Di Sungai Larona
Banjir adalah aliran air sungai atau
selokan yang meluap karena sungai atau selokan tersebut tidak mampu menahan
aliran air.Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai
atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan
alaminya.Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah
hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar
kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota,
dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Adapun
beberapa penyebab terjadinya banjir adalah :
1. Penyumbatan aliran sungai ataupun selokan
2. Penggundulan hutan
3. Curah hujan tinggi
4. Sedikitnya daerah serap
5. Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
6. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
7. Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.
1. Penyumbatan aliran sungai ataupun selokan
2. Penggundulan hutan
3. Curah hujan tinggi
4. Sedikitnya daerah serap
5. Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
6. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
7. Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.
Cara mengatasi banjir :
1. Membuat Saluran Air yang Baik
2. Buanglah Sampah pada Tempatnya
3. Rajin Membersihkan Saluran Air
4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah
6. Melestarikan Hutan
7. Membuat Lubang Biopori
8. Membuat Sumur Serapan
9. Proyek Pendalaman Sungai
10. Penggunaan Paving Stone untuk jalan
1. Membuat Saluran Air yang Baik
2. Buanglah Sampah pada Tempatnya
3. Rajin Membersihkan Saluran Air
4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah
6. Melestarikan Hutan
7. Membuat Lubang Biopori
8. Membuat Sumur Serapan
9. Proyek Pendalaman Sungai
10. Penggunaan Paving Stone untuk jalan
Perlu kesadaran dan kepedulian dari masyarakat
untuk berusaha melakukan pencegahan-pencegahan terhadap terjadinya banjir.
Mencegah dan mengatasi banjir tidak hanya diupayakan oleh Pemerintah atau
perorangan saja, tapi diperlukan komitmen bersama dari berbagai pihak untuk
menghindarkan kota-kota besar agar terbebas dari banjir.
C.
Permasalahan
Pembuangan Limbah
Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan
manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan
air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat
membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata
Di
Indonesia banyak pabrik yang membuang limbah yang sudah diolah
ataupun yang belum diolah ke perairan. Limbah yang dibuang ke perairan ini
menyebabkan pencemaran air. Pencemaran air ini menimbulkan banyak masalah yang
berhubungan dengan kesehatan. Salah satunya kemungkinan besar warga yang
tinggal di daerah sungai akan memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan
sehari-hari. Pencemaran sungai terjadi karena perubahan kualitas air sungai karena
masuknya limbah pabrik secara berlebihan. Limbah yang dibuang ke sungai telah
menimbulkan pencemaran air dan mengganggu kehidupan air. Pencemaran oleh limbah
industri akan tampak pada kondisi fisik pada air tersebut, misalnya perubahan
warna pada air, bau yang kurang sedap.
PENYEBABNYA :
1. Industri membuang berbagai macam
polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, minyak, nutrien dan
padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan
olehpembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
2. limbah pabrik yg mengalir ke
sungai
3. imbah pabrik yang dengan sengaja
dibuang ke sungai tanpa ada proses filtrasi terlebih dahulu.
4. Pencemaran air oleh sampah pabrik
CARA MENGATASINYA :
1. Seharusnya
pabrik yang sedang berproduksi mempunyai tempat pembuangan limbah khusus, agar
limbah pabrik tersebut tidak dibuang ke sungai dan tidak mencemari air sungai.
2. Tidak membuang limbah pabrik ke
sungai ataupun laut.
3. Membuat Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) untuk industri dan pabrik.
4. Melakukan penyaringan limbah
pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah
jahat perusak ekosistem.
5. Penanaman Pohon disekitar area
pabrik, Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam
jumlah banyak.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Salah satu
cara agar kita mampu mengatasi dari pada permasalahan pembuangan limbah dan
banjir yang terjadi di sungai larona yan berlokasi di Luwu Timur . Dengan
Membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk
industri dan pabrik agar limbah yang dihasilkan tidak mengotori kejernian dari
pada sungai larona itu sendiri dan Menanam banyak pepohonan, Membuat Instalasi
air yang baik agar dapat menangulangi akibat banjir yang terjadi di kawasan
sungai larona itu sendiri
DAFTAR
PUSTAKA